Plt. Kadis PU, Ir Dominggus Modok, ST.MT dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rote Ndao, Fery Haning beserta staf melakukan pemantauan secara langsung terhadap beberapa proyek dan bencana alam yang mengalami kerusakan akibat kondisi alam dan curah hujan yang meningkat di kecamatan Pantai Baru dan Landu Leko, Selasa (27/01)siang.
Dari hasil pantauan, rombongan menuju lokasi awal yakni embung Hahaebupu dan embung Hailaluk yang terletak di kompleks persawahan Hahaebupu, Kelurahan Olafuliha’a, kecamatan Pantai Baru. Selanjutnya, rombongan bergerak menuju dusun Mokdale, desa Daurendale, kecamatan Landu Leko dimana pada lokasi tersebut mengalami bencana yakni terkena genangan air. Terdapat juga genangan air yang cukup tinggi di lokasi persawahan Kaikoron dan diperkirakan padi yang sudah ditanam akan mengalami kerusakan total.
Terkait hal ini, Plt Kadis PU, Ir. Dominggus Modok, ST.MT mengatakan bahwa pihaknya akan menindak lanjuti permasalahan embung Hahaebupu yang sedang mengancam kompleks persawahan tersebut namun hal ini belum bisa dilakukan secepatnya karena akses masuk ke lokasi sangat menyulitkan alat berat. selain itu, kondisi tanah dalam keadaan tidak stabil sehingga jika dipaksakan maka pekerjaan yang sudah berjalan akan rusak karena debit air belum berkurang.
Faktor lainnya adalah akar-akar pohon yang ada dapat merusak lagi pekerjaan dinas dikemudian hari sehingga diharapkan agar ketua kelompok kompleks persawahan Hahaebupu berkoordinasi dengan para pemilik pagar agar dapat merelakan pohon-pohon tersebut untuk dieksekusi.
Dampak dari kerusakan embung Hahaebupu ini mengakibatkan sawah disekitar lokasi embung terancam karena banyaknya material lumpur dan tanah yang menumpuk sehingga masyarakat tidak bisa memanfaatkan sawah-sawah tersebut terutama yang berada pada jalur aliran air dan material lumpur tersebut. Sementara untuk penanganan embung Hailaluk hanya akan diberikan penambahan material sekitar 2 meter untuk menahan debit air.
“Dinas tentu tidak membiarkan kerusakan embung Hahaebupu namun untuk sekarang belum bisa ditanggulangi karena posisi tanah yang labil dan akses masuk mengalami hambatan sehingga diperkirakan empat bulan kedepannya baru bisa diperbaiki karena debit air sudah berkurang dan kondisi dilokasipun sudah mendukung”kata Modok. Terpisah di kecamatan Landu Leko, sebelas rumah warga dan satu kompleks persawahan terendam air dengan ketinggian rata-rata hampir mencapai satu meter untuk lokasi yang berada dititik terendah dari sumber air danau Roilolon. Dampak dari kejadian ini mengakibatkan masyarakat mengalami kerusakan material dan jika ditaksirkan akan mencapai jutaan rupiah.
“kami mengharapkan agar dinas segera menanggulangi kasus ini langsung ke sumbernya yakni danau Roilolon karena hal ini terjadi pada setiap musim hujan”kata Faah. Menanggapi hal tersebut, Kepala BPBD, Fery Haning didampingi Kepala Seksi Penanggulangan Tanggap Darurat Bencana, Ronald Maka Ndolu menjelaskan bahwa pihaknya pasti mengganggarkan dana untuk memberikan bantuan tersebut kepada masyarakat sesuai dengan jumlah yang ditaksir namun demikian masyarakat diminta untuk tidak menunggu bantuan ini karena dana tersebut bukan merupakan anggaran ganti rugi tetapi disesuaikan dengan dana yang ada sehingga masyarakat yang mengalami musibah diharapkan agar segera bangkit dari permasalahan ini dan tetap waspada dengan keadaan alam yang sewaktu-waktu dapat berubah.
“Kami pasti menganggarkan dana untuk menangani musibah bencana ini secepatnya, namun kami menghimbau kepada masyarakat agar tidak menunggu bantuan ini karena dana tersebut bukan merupakan ganti rugi tetapi disesuaikan dengan dana yang ada sehingga masyarakat yang mengalami musibah diharapkan agar segera bangkit dari permasalahan ini dan tetap waspada dengan keadaan alam yang sewaktu-waktu dapat berubah.”Kata Haning.
[Roteonline]