Pasca diluncurkannya Buku Cerita Yusuf (Kejadian 37-50) Dalam Bahasa Dengka, yang digelar di Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Loaholu di Desa Oelua, Kecamatan Loaholu pada jumat 31 Mei 2024 lalu, Panitia Peluncuran sekaligus Majelis Jemaat GMIT Loaholu Desa Oelua Kecamatan Loaholu secara resmi menyerahkan sebanyak 100 Eksemplar Buku yang diterima Penjabat Bupati Rote Ndao Oder Maks Sombu, SH,MA,MH.
Penyerahan dilakukan jumat (15/06/2024) malam di Rumah Jabatan Bupati Rote Ndao oleh tiga orang Majelis Jemaat GMIT Loaholu masing-masing Zet Boymau, Johanis Fanggidae dan Dominggus Ledoh dan diterima langsug Pj. Bupati Oder Maks Sombu.
Pj. Bupati Oder Maks Sombu menyampaikan apresiasi dan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada pihak Gereja GMIT Loaholu Desa Oelua atas peluncuran Buku Cerita Yusuf (Kejadian 37-50) Dalam Bahasa Dengka.
Terima kasih juga disampaikan Pj. Bupati Oder Maks Sombu kepada kepada 7 orang penerjemah Buku Cerita Yusuf Dalam Bahasa Dengka tersebut. Menurutnya, melalui penerbitan buku tersebut, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai keimanan kepada generasi muda di wilayah Kabupaten Rote Ndao.
Diberitakan sebelumnya, Penjabat Bupati Rote Ndao Oder Maks Sombu, SH,MA,MH bersama Ketua Sinode GMIT Pdt. Samual Benyamin Pandie, S.Th menghadiri kegiatan Peluncuran Buku Cerita Yusuf (Kejadian 37-50) Dalam Bahasa Dengka, yang digelar di Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Loaholu di Desa Oelua, Kecamatan Loaholu, jumat 31 Mei 2024.
Prosesi Peluncuran Buku Cerita Yusuf (Kejadian 37-50) Dalam Bahasa Dengka dilakukan dengan perarakan oleh petugas pembawa buku yang diiringi tim penari Kebalai. Selanutnya, secara simbolis Buku diserahkan kepada Ketua Sinode GMIT Pdt. Samual Pandie.
Dilanjutkan dengan pemberian tanda kasih berupa pengalungang kain adat rote, pemakaian Topi Tiilangga dan Bulamolik oleh Ketua Sinode GMIT kepada 7 orang penerjemah Buku Cerita Yusuf dalam bahasa dengka.
Pj. Bupati Oder Maks Sombu saat itu menyampaikan selamat atas Peluncuran Buku Cerita Yusuf (Kejadian 37-50) Dalam Bahasa Dengka. Kegiatan ini baginya adalah momen penting terutama dalam upaya memperkaya dan memperkuat literatur rohani serta melestarikan budaya dan bahasa di Kabupaten Rote Ndao.*(Bidkom_DKISP Rote Ndao/Prokopim)