kasus-stunting1

Manajemen Audit Kasus Stunting Buat Penanganan Lebih Komprehensif

Penanganan Stunting yang dilakukan secara tepat dan terarah dengan menakar akar permasalahan sampai ke tingkat paling bawah. Sehingga dari situ ditemukan penyebab sekaligus menjadi rekomendasi dalam pengambilan kebijakan serta langkah-langkah strategis pencegahan dan penanganan stunting di daerah ini. Berkenaan dengan itu, kegiatan Diskusi Panel Manajemen Audit Kasus Stunting tingkat Kabupaten Rote Ndao yang dilakukan secara lintas sektor diharapkan mampu menemukan sumber masalah stunting serta solusi pemecahan dalam input rekomendasi bagi pengambilan kebijakan. Diskusi panel ini menghadirkan peserta dari berbagai disiplin ilmu sehingga analisa permasalahan stunting menjadi lebih komprehensif.

Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus M. Saek,SE,MSi yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Rote Ndao saat membuka kegiatan Manajemen Audit Kasus Stunting tingkat Kabupaten Rote yang diselenggarakan Pemkab Rote Ndao dan Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi NTT mengatakan Diskusi Panel Manajemen Audit Kasus Stunting ini dilakukan dengan memberikan dampak bagi penanganan stunting ke depan. Sebab dari hasil audit kasus stunting ini, lanjut Wabup Stef, ke depan pemerintah dan semua stakeholder akan melakukan pendampingan keluarga stunting secara konvergensi, responsif, aplikatif serta lebih cepat dan terarah dalam percepatan penurunan stunting di daerah ini.

” Dengan diskusi manajemen audit kasus stunting ini ke depan kita harus benar-benar melakukan pendampingan keluarga stunting secara konvergensi, responsif , aplikatif sehingga memberikan dampak positif pada percepatan pencegahan dan penanganan stunting yang tepat dan terarah,” jelas Wabup Stef.

Wabup Stef secara khusus mengapresiasi kerja Kolaboratif Kantor Perwakilan BKKBN NTT dengan Pemkab Rote Ndao dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. Sehingga Ia berharap jajaran OPD lingkup Pemkab Rote Ndao agar tetap menjaga semangat kemitraan dan terus mengoptimalkan program Gerakan Kaka Angkat Adik Asuh (GKA3) dan memberikan pelayanan pendampingan keluarga stunting sesuai harapan masyarakat.

Kepada jajarannya di Kecamatan, Desa dan Kelurahan, Wabup Stef terus memotivasi agar tetap meningkatkan perhatian terhadap percepatan penurunan stunting dengan penyusunan rencana kegiatan yang bersifat operasional dan implementatif sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Rote Ndao Regina A. V. Kedoh,S.STP,M.Si dalam lanjutan Diskusi Panel Manajemen Audit Stunting ini, kamis (17/11/22) menjelaskan setiap kasus stunting di wilayah Kabupaten Rote Ndao perlu diaudit untuk menemukan akar permasalahan sehingga menjadi dasar informasi bagi pengambil kebijakan bersama semua stakeholder menyusun strategi penanganan kedepan.

” Perlu berbagai strategi percepatan dalam upaya yang dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi dari level pemerintah pusat sampai ke daerah-daerah dan seterusnya sampai ke kecamatan, desa dan kelurahan. Sehingga perlu adanya hal-hal praktis untuk ditindaklanjuti oleh tataran level yang dekat dengan masyarakat serta melaksanakan berbagai aksi sehingga apa yang menjadi harapan kita bersama dalam mewujudkan amanat ini bisa tercapai,” ungkap Regi.

 

Lanjut Regi, pihaknya telah melakukan pengisian kertas kerja sebagai sampel di beberapa wilayah Kabupaten Rote Ndao yakni Desa Nggelodae Kecamatan Rote Selatan dan Desa Loleoen kecamata Lobalain. Kertas Kerja tersebut telah disampaikan ke tim pakar yang terdiri dari dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan serta ahli gizi untuk dilakukan analisis terhadap semua data yang disajikan.

” Hari ini akan didiskusikan bersama. Akan dijelaskan oleh tim pakar agar semua bisa mengetahui hasil analisis terhadap pengisian kertas kerja. Hasil kajian terkait kasus stunting periode agustus yang sudah dilakukan secara teknis dan cermat oleh TPPS Kabupaten. Kondisi stunting kita diperiode agustus setelah dianalisi ternyata ada beberapa penyebab kerentanan terjadinya kasus baik kasus baru maupun lama. Dengan berbagai analisia penyebabnya,” jelasnya.

Menurutnya hasil kajian TPPS Kabupaten dan analisa Tim Pakar yang diramu dalam diskusi panel ini selanjutnya menghasilkan rekomendasi yang akan disampaikan kepada TPPS Kabupaten untuk dilakukan pengembangan inovasi dan gerakan bersama dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Widyaiswara Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi NTT Theodorus Mario de Robert, M.Pd,SBG menambahkan manajemen audit kasus stunting dilakukan dengan fokus pada membedah kasus pada kertas kerja. Tahapannya adalah pendataan yang dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan akan dikumpulkan oleh TPPS Desa dan Kelurahan. Selanjutnya TPPS Desa menyampaikan hasil pendataan tersebut ke TPPS Kecamatan dan dilakukan mini Lokakarya di kecamatan yang dipimpin oleh Camat. Dari minilok ini akan diketahui wilayah dengan tingkat stuntingnya masing-masing.

” Untuk wilayah-wilayah itu kita lakukan audit kasus stunting dengan pengisian kertas kerja. Supaya kasusnya dibedah dan bisa kita dapatkan rekomendasi untuk kasus ini seperti apa. Jadi kegiatan ini juga menghasilkan rekomendasi dan rencana tidak lanjut dari hasil yang ditemukan. Ini yang kita bahas sekarang,” jelasnya.(Bidkom-DKISP)