WhatsApp Image 2022-11-18 at 20.52.15

PMT Snack Bergizi, Kebijakan dan Inovasi Baru Pemkab Rote Ndao Turunkan Stunting

Pemkab Rote Ndao terus gencar melakukan upaya-upaya mengeliminir kasus stunting di daerah ini. Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS ) Kabupaten Rote Ndao dibawah pimpinan Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus M. Saek, SE ,M.Si menyatakan penanganan stunting sebagai upaya kemanusiaan sehingga pelaksanaannya pun mesti dengan keikhlasan, kerjasama lintas sektor dalam satu semangat menghadirkan generasi emas Rote Ndao dimasa mendatang.

Upaya demi upaya dilakukan, strategi kebijakan dan inovasi juga tak hentinya digulirkan untuk memastikan percepatan penurunan stunting memberikan hasil yang terbaik. Tercatat ada 6 inovasi yang telah dihadirkan Pemkab Rote Ndao untuk mengeliminir terjadinya kasus Balita stunting di Kabupaten Rote Ndao. Wabup Stef mengatakan pelaksanaan percepatan penurunan stunting agar selalu berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN-PASTI) sebagai jabaran operasional dilapangan dengan memperkuat konvergensi program dan kegiatan.

Dalam kegiatan Rekonsiliasi Stunting tingkat Provinsi NTT di Kupang pada 4 Agustus 2022 silam, yang dihadiri pimpinan daerah se-NTT bersama TPPS Kabupate/Kota antara lain menghasilkan Kesepakatan antara TPPS Kabupaten/Kota dengan TPPS Provinsi NTTyang dipimpin Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi terkait Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada Balita Stunting.

Pemkab Rote Ndao kemudian mengulirkan kebijakan baru penanganan stunting yakni Pemberian PMT Snack Bergizi dengan format baru. Menurut Wabup Stef, PMT yang akan diberikan kepada anak yang terkonfirmasi stunting tersebut dikemas dalam bentuk biskuit yang terbuat dari campuran daging, telur, ikan dan sayuran serta bahan lainnya sesuai dengan kaidah kesehatan. Biskuit diberikan sebanyak 3 keping setiap hari selama 6 bulan, dihantar langsung oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan pelaksanaannya akan terus dipantau oleh TPPS Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan.

Sebagai tindak lanjut kesepakatan dalam kegiatan Rekonsiliasi Stunting tingkat Provinsi NTT dan penerapan kebijakan baru Pemkab Rote Ndao tersebut, lewat alokasi DAU di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Rote Ndao dilakukan uji coba pelaksanaan PMT Snack Bergizi di 3 desa lokus uji coba penerapan kebijakan baru ini. Menurut rencana tahun 2023 PMT Snack Bergizi ini akan dilakukan pada semua desa di Kabupaten Rote Ndao.

Adapun 3 desa lokus dimaksud yakni Desa Loleoen dan Kuli Aisele di Kecamatan Lobalain serta Desa Holulai di Kecamatan Loaholu. Jumlah sasaran sebanyak 42 anak dengan durasi pelaksanaan selama 60 hari. PMT Snack Bergizi yang diberikan diolah dari bahan pangan lokal kelor, rumput laut, kacang hijau, madu, pisang dan abon ikan.
Pada perdana pelaksanaannya, dipantau langsung Wabup Stef sebagai Ketua TPPS Kabupaten Rote Ndao pada 11 Oktober 2022 lalu. Ia didampingi Kepala Dinas P3AP2KB Regina A. V. Kedoh,S.STP.M.Si, Kepala Dinas Kesehatan dr. Nelly Feby Riwu, Kepala Desa masing-masing, Ketua TP PKK desa, tenaga gizi Puskesmas Lobalain dan penyuluh KB.

Wabup Stef kala itu berpesan dalam mendukung pelaksanaan PMT Bergizi ini, para orang tua dan keluarga agar ikut memperhatikan pola makan, sanitasi, perhatian kasih sayang dan pola asuh anak yang berdampak pada status gizi anak. Menurutnya PMT Snack Bergizi sebagai salah satu inovasi yang dilakukan Pemkab Rote Ndao dengan tujuan agar mempermudah anak mendapat asupan gizi yang baik.

” PMT ini dapat menjadi model pembelajaran lanjutan di setiap rumah tangga. Selain memperhatikan pola makan, sanitasi, perhatian kasih sayang juga mempengaruhi pola asuh anak yang berdampak pada status gizi anak. PMT Snack Bergizi ini merupakan salah satu inovasi untuk mempermudah anak mendapat makanan dengan kandungan gizi yang baik. PMT Snack Bergizi diberikan 3 kali sehari yang diantar langsung oleh kader TPK setiap hari ke rumah sasaran,” jelas Wabup Stef.

Sebelumnya, Wabup Stef juga pada Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi NTT di Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan tanggal 1 November 2022 silam, dalam diskusi terbuka bersama Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, juga menyampaikan inovasi yang dilakukan Pemkab Rote Ndao lewat pemberian PMT dalam bentuk snack bergizi untuk memaksimalkan pola pemberian, jarak dan efisien waktu.

” Dengan berbagai bentuk inovasi yang dikembangkan ini merupakan bukti keseriusan Pemerintah untuk memberikan perhatian yang besar dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Rote Ndao,” ungkap Wabup Stef.(P3AP2KB-DKISP)

kekerasan-anak-1

Kerja Lintas Sektor Eliminir Kekerasan Terhadap Anak

Perlindungan anak sudah menjadi salah satu isu yang kompleks dan multi sektor. Perlindungan anak meliputi upaya pencegahan dan penanganan terhadap kekerasan fisik, psikis dan seksual yang mempengaruhi tumbuh kembang dan masa depan anak. Serta pendampingan anak korban kekerasan dan bentuk penanganan lain pasca terjadinya tindak kekerasan terhadap anak. Selain itu edukasi pun penting dilakukan kepada keluarga sebagai pilar pendidikan anak.

Secara data, sejak tahun 2018 ada trend perubahan jumlah kekerasan terhadap anak yang terus terkoreksi. Terjadi kekerasan terhadap anak sebanyak 15 kasus tahun 2018, meningkat menjadi 27 kasus ditahun 2019. Pada 2020 kasus kekerasan terhadap anak juga terkoreksi meningkat menjadi 48 kasus. Dan mengalami penurunan ditahun 2021 menjadi 42 kasus serta sampai periode oktober 2022 ini terdata mengalami penurunan menjadi 34 kasus.

Hal ini yang menjadi point bahasan dalam Rapat Koordinasi Perlindungan Anak yang dilakukan guna memlihat secara spesifik permasalahan kekerasan terhadap anak serta proses penanganannya. Kegiatan ini melibatkan instansi terkait dari unsur Kepolisian, Kejaksaaan, perangkat daerah lingkup Pemkab Rote Ndao dan Pemerhati Perlindungan Anak.

Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus M. Saek,SE,M.Si saat membuka Rakor Perlindungan Anak Tingkat Kabupaten Rote Ndao, jumat (19/11/22) mengatakan isu kekerasan terhadap anak ini menjadi isu yang kompleks dan multi sektor. Sehingga pencegahan dan penanganannya pun harus melibatkan seluruh stakeholder. Ia didampingi Kepala Dinas P3AP2KB Regina A. V. Kedoh,S.STP,M.Si.

Menurut Wabup Stef, kasus kekerasan terhadap anak yang bersifat fluktuatif dengan yang tertinggi adalah kasus kekerasan seksual. Sehingga keseluruhan sajian data kekerasan terhadap anak akan disinkronkan dan harmonisasi bersama semua stakeholder.

” Nah faktor utamanya adalah ekonomi, penggunaan media sosial, dampak pernikahan usia dini, kepribadian psikologis dalam kondisi yang tidak stabil dan kondisi perempuan dan laki-laki yang diposisikan tidak setara dalam masyarakat serta persepsi mengenai kekerasan dalam rumah tangga yang dianggap sebagai masalah internal rumah tangga bukan masalah sosial,” jelas Wabup Stef.

Lanjut Wabup Stef, anak yang menjadi korban kekerasan perlu mendapat perhatian dan penanganan secara khusus. Penanganannya, kata Wabup Stef melibatkan orang tua, keluarga, pemerintah dan peran serta masyarakat. Selain itu dibutuhkan pula strategi dalam penanganan kekerasan terhadap anak ini. Strategi yang dilakukan harus mampu mencegah dan menangani tindak kekerasan dengan kerjasama berbagai pihak agar strategi yang dilakukan berjalan secara komprehensif.

” Melalui kegiatan rakor ini diharapkan menjadi momentum strategis untuk upaya memperkuat sinergitas antar stakeholder dalam rangka perlindungan terhadap anak sehingga tercipta integrasi, sinkronisasi dan sinergitas yang berkesinambungan dengan lintas sektor,” jelas Wabup Stef.

Rakor ini juga mesti menjadi suluh bagi kebijakan tentang perlindungan kekerasan terhadap anak serta optimalisasi upaya pencegahan melalui berbagai cara termasuk juga peningkatan kapasitas SDM dalam memberikan pelayanan bagi korban kekerasan terhadap anak.

Wabup Stef juga berharap rakor ini memberikan output yang kontributif demi tercapainya komitmen bersama untuk pembangunan di bidang perlindungan anak, mencegah dan menurunkan kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Rote Ndao.

” Terimakasih untuk kita semua yang hadir. Kita dengan ketulusan hati bahwa anak menjadi generasi yang penting bagi bangsa yang nantinya akan melanjutkan estafet pembangunan di daerah ini. Sehingga kita memberikan perhatian yang serius,” (Bidkom-DKISP)