450x249xScreen-Shot-2014-05-27-rote-ndao.jpg.pagespeed.ic.ugxOVQtqVH

Bupati Rote Ndao Melaunching Database MDGs

Bupati Rote Ndao, Drs. Leonard Haning, MM melaunching database MDGs (Millennium Development Goals) dan Database Pembangunan Kabupaten Program P3BM (Pro-Poor, Palning, Budgeting and Monitoring) yang berlangsung di aula Bappeda Kab. Rote Ndao, Senin (26/5), sekalian menutup kegiatan Pelatihan MDGs yang berlangsung selama kurang lebih seminggu, kegiatan tersebut merupakan kerja sama Bappenas dengan Pemerintah Kab. Rote Ndao yang dihadiri sejumlah SKPD Kabupaten Rote Ndao, wakil ketua DPRD Kabupaten Rote Ndao, Adrianus Adu, ST.

 

Menurut Bupati Haning punya target untuk merealisasikan atau mencapai target 9 indikator yang ditetapkan dalam MDGs. Diantaranya, memberantas kelaparan dan kemiskinan, pendidikan untuk semua, tekan angka kematian ibu dan bayi, berantas penyakit menular, persetaraan gender, serta pelestarian lingkungan. Rote Ndao juga memiliki target-target pembangunan untuk mensejahterakan warganya.

Selain itu, ketua Tim Pelatihan MDGs Dr. La Ega mengatakan tujuan dari peluncuran database itu adalah untuk meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran serta monitoring data yang berpihak kepada masyarakat miskin. Sehingga, Bappeda Kab sebagai SKPD yang mengolah data wajib untuk mendapatkan masukan data yang valid terkait kondisi masyarakat Rote Ndao terkini. Selanjutnya Bappeda Kab akan mengolah data dan memberikan data itu kesemua SKPD untuk bisa merealisasikan dalam bentuk pembangunan sesuai dengan target yang ditetapkan (sesuai MDGs). “sebaliknya, jika input Bapenas meminta semua kabupaten di indonesia, termasuk Rote Ndao untuk segera melakukan peluncuran database MDGs tersebut. Karena yang terjadi selama ini, hampir semua SKPD seringkali mengeluarkan data berbeda dengan SKPD lainnya. “Tidak heran, jika pengambilan kebijakan juga salah dalam merealisasikan kebijakan,”katanya.

Oleh sebab itu, sumber data yang diambil haruslah melalui satu pintu yakni Bappeda Kab. Selain itu,metodologi yang diambil harus satu metodologi berasal dari Bappeda Kab.. “Sehinnga, data yang dikeluarkan sama dan tidak ada perbedaan data,” katanya. Kalau Databasenya sama, maka pengambilan kebijakan seperti Bupati, DPRD bahkan LSM bisa melakukan langkah-langkah yang tepat dalam membangun Rote Ndao. Dengan adanya peluncuran database MDGs, maka semua orang bisa melihat kondisi Rote Ndao lewat database itu. “Masyarakat atau SKPD hanya tinggal klik saja komputer. Lalu, akan muncul sejumlah indikator di layar komputer,” katanya. Salah satu contoh saja, kondisi capaian pembangunan di Rote Ndao saat ini, ternyata bisa di tulis atau dirangkum dalam bentuk data hanya dengan 2 lembar kertas HVS.”Namun, itu sudah mencakup 79 indikator kabupaten dan 78 indikator kecamatan,”katanya. Dalam Database itu, Bappeda Kab. membuat skala kemajuan pembangunan di Rote Ndao dengan warna hijau, kuning dan merah. Hijau artinya pembangunan di Rote Ndao dikatakan berhasil. Sedangkan, untuk warna hijau sebagai indikator keberhasilan pembangunan Rote Ndao (sesuai program MDGs), antara lain pembangunan disektor balita kurang gizi, pemberantasan penyakit malaria, pendidikan untuk semua (APM Siswa SD), pemberantasan penyakit malaria, serta beberapa indikator lain.

Bupati Haning menyambut baik peluncuran database tersebut. Sebab, database itu sebagai alat untuk mengukur target capaian MDGs. Selain itu, Bupati Haning mempunyai target pembangunan yang sudah ditetapkan oleh Bappeda.”saya bersyukur kedepan diharapkan agar Bapenas mengirimkan lagi Tim ke wilayah kabupaten Rote Ndao untuk pelatihan serupa, dari sekian indikator pembangunan MDGs, sekitar 50 persen lebih sudah tercapai,”katanya. Ia berterima kasih, ada sekitar 50 persen yang warna merah dan 50 persen pembangunan yang warna kuning dan hal itu perlu didorong atau dipercepat pembangunannya.

 

[Roteonline]

Tags: No tags