Ba’a – Kabupaten Rote Ndao memiliki sebanyak 84 Kelompok Bina Keluarga Balita yang tersebar di 11 kecamatan. Program Bina Keluarga Balita sendiri merupakan salah satu intervensi sensitif dalam upaya menurunkan angka stunting, antara lain melalui keaktifan dalam kelompok BKB termasuk keluarga beresiko stunting.
Karena itu, Pemkab Rote Ndao meningkatkan kapasitas para Kader Bina Keluarga Balita (BKB) di Kabupaten Rote Ndao lewat Sosialsasi Peningkatan Kapasitas Kader BKB dan Penyerahan Bantuan BKB KIT Tahun 2024, rabu (18/12/2024) bertempat di Auditorium Ti’i Langga.
Kegiatan ini dibuka oleh Penjabat Bupati Rote Ndao Oder Maks Sombu, SH,MA,MH yang sekligus secara simbolis menyerahkan Bantuan BKB KIT kepada perwakilan penerima mewakili 32 kelompok BKB yang menerima hari ini. Ia didampingi Kepala Dinas P3AP2KB Regina A.V. Kedoh, S.STP,M.Si.
BKB KIT atau Bina Keluarga Balita Kit Stunting adalah seperangkat alat bantu penyuluhan yang berisi berbagai media dan alat permainan edukatif untuk membantu keluarga dalam mencegah dan menurunkan stunting.
Jenis bantuan yang diserahkan Pj. Bupati Oder Maks Sombu, berupa alat permainan edukatif motorik kasar, dimana alat permainan tersebut merupakan metode sederhana yang dapat membantu mengidentifikasi potensi stunting pada anak. Adapun alat permainan edukatif yang terdiri dari perosotan, ayunan, basket, sepakbola dan alat permainan ketangkasan.
Pj. Bupati Oder Maks Sombu berharap, melalui pertemuan sosialisasi peningkatan kapasitas Kader BKB dan penyerahan bantuan BKB KIT dapat meningkatkan peran kelompok BKB di masyarakat yang merupakan ujung tombak bersama penyuluh KB di lapangan untuk mendukung percepatan penurunan stunting. Kader BKB juga berkolaborasi bersama multi pihak dan mitra dalam percepatan penurunan stunting melalui integrasi pelayanan di posyandu.
Berdasarkan data aplikasi sistem informasi keluarga (Siga BKKBN), jumlah kelompok BKB di Kabupaten Rote Ndao saat ini sebanyak 84 kelompok, Dimana hari ini diserahkan bantuan BKB KIT stunting kepada 32 kelompok.
Pj. Bupati Oder Maks Sombu menjelaskan, dari data Sistem Elektronik Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM), hasil operasi timbang bulan November 2024, saat ini prevalensi berada pada angka 17,1% atau 2.002 balita dari jumlah seluruh balita yang diukur sebanyak 11.681. Sehingga Upaya penurunan stunting terus dilakukan dan memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif.*(Bidkom_DKISP Rote Ndao/Prokopim)