TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Mulyadi Kaharni, terus mendalami pemeriksaan terhadap saksi yang dapat menjelaskan penganiayaan hingga tewas terhadap Renggo Khadafi (11), bocah kelas V SDN 09 Makasar Jakarta Timur.
“Hari ini kami akan memeriksa delapan saksi,” kata Mulyadi di SDN 09 Makasar, Selasa (6/5/2014).
Mulyadi menjelaskan, seluruh saksi merupakan teman sekelas Renggo dan Sy, kakak kelas yang juga terduga pelaku kekerasan di sekolah. “Semua pelaku akan kami periksa seusai jam pelajaran di sekolah. Proses pemeriksaan juga akan dilakukan di tempat netral, bukan di kantor polisi,” jelasnya.
Hal itu dilakukan karena para saksi masih berstatus pelajar dan di bawah umur. Pemeriksaan para saksi ini menurut Mulyadi akan dilakukan untuk mendalami penyebab kematian Renggo. “Selain masih menunggu hasil aotopsi, kami juga menduga pelaku kekerasan tidak hanya seorang,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Renggo Khadafi (11) bocah kelas V SDN 09 Pagi Makasar, Jakarta Timur diduga menjadi korban penganiayaan kakak kelasnya, Sy (12). Untuk mengaotopsi jenazah korban, pihak kepolisian bersama petugas Dinas Pemakaman dan Pertamanan DKI Jakarta menggali makam Renggo di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cipinang Asem, Makasar, Jakarta Timur, Minggu (4/5/2014) malam.
Penganiayaan berujung kematian itu bermula pada Senin (28/4/2014) lalu, saat korban tanpa sengaja menyenggol tubuh Sy. Senggolan tersebut membuat es krim yang dipegang Sy terjatuh.
Meski Renggo sudah meminta maaf dan mengganti dengan uang minuman seharga Rp 1.000 itu, Sy yang sudah tersulut emosi justru memukul perut, wajah dan bokong korban. Peristiwa ini diketahui oleh dua rekan Sy yang berjaga di luar kelas untuk mengawasi situasi.
Mulanya, Renggo tak menceritakan penganiayaan yang dialaminya kepada keluarga. Namun, kesehatan yang terus menurun membuat Renggo akhirnya mengakui telah dianiaya Sy.
Pada Sabtu (3/5/2014) malam sekitar pukul 23.00 WIB, Renggo dirujuk ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati setelah kejang-kejang hingga muntah darah. Nyawa korban tak tertolong, dan dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (4/5/2014) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB.