Kebiasaan atau tradisi mete orang meninggal sampai berhari-hari serta acara syukurannya yang memotong banyak hewan terkesan pemborosan yang pada akhirnya mengorbankan kepentingan-kepentingan lain yang seharusnya lebih penting atau lebih diprioritaskan seperti persiapan untuk pendidikan dan masa depan anak.
“ Sebaiknya tidak terlalu lama mete ( begadang ) setelah selesai dilakukan ibadat pemakaman,” ucap Bupati Rote Ndao, Drs. Leonard Haning, MM saat memberikan sepatah kata pada kegiatan kemasyarakatan, pemakaman Jermias Fiah, salah satu warga di desa Mbiu Lombo, kecamatan Ndao Nuse, jumat ( 12/2/2016 ) siang.
Menurutnya, kebiasaan boros yang masih saja terjadi dimasyarakat seperti mete orang mati yang terlalu lama dan pemotongan hewan dalam jumlah banyak mesti menjadi perhatian untuk secara perlahan dirubah dan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi sehingga tidak terkesan boros dan dipaksakan.
“ Budaya sebagai jati diri kita, jati diri bangsa itu tidak bias dihilangkan, namun budaya yang cenderung merugikan sudah semestinya dikurangi, sebab masih ada hal prioritas lain yang lebih penting seperti pendidikan anak yang patut menjadi fokus perhatian utama,” katanya.
Dikatakan, orang yang telah meninggal otomatis tidak lagi memiliki hubungan dengan orang yang hidup sehingga apapun yang kita lakukan tidak lagi dirasakan oleh orang yang sudah meninggal tersebut. “ Yang kita lakukan seperti membuat peti yang bagus, kuburannya yang baik, itu semua bentuk penghargaan kepada mereka yang telah meninggal yang selama hidupnya telah meninggalkan berbagai teladan atau kenangan indah bagi kita yang masih hidup,” lanjutnya.
Untuk itu, Bupati berharap agar kedepan kebiasaan mete terlalu lama dan pesta pora baik saat urusan orang meninggal maupun urusan pernikahan sedikit ditekan sehingga bias mengurangi beban ekonomi keluarga yang berduka maupun keluarga yang akan menyelenggarakan acara pernikahan.
Selain itu jika ada kelebihan bias digunakan untuk menutupi hal-hal yang berhubungan dengan urusan kematian, selebihnya masih bias digunakan untuk hal penting seperti pendidikan anak. “ Saya tidak melarang untuk tidak boleh mete, tapi kalau sudah selesai pemakamanya, metenya juga sebaiknya selesai juga, sebab terlalu lama mete, pengeluaran akan bertambah selain itu dapat menyebabkan gangguan kesehatan,” katanya.
Akhirnya beliau berharap agar keluarga duka tidak larut dalam rasa duka yang berkepenjangan namun kembali menatap kenyataan hidup untuk menatanya bersama menjadi lebih baik dengan tetap bekerja, berdoa dan tidak berputus harap kepada Tuhan sang pemberi kehidupan sehingga keluarga akan tetap kuat menatap hari esok dengan penuh harapan.
“ Sebagai orang percaya tidak boleh hilang pengharapan, adaTuhan yang sedia menopang anak-anaknya bahkan sampai masa putih rambutpun Dia akan terus menggendong kita,” kata Bupati Haning.