Baa;- Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu,SE saat memberikan sambutan dalam penandatanganan komitmen bersama penurunan Stunting di Kabupaten Rote Ndao yang bertempat di gedung GPdI Bethesda Baa, Kamis (16/5/2019) mengharapkan dukungan semua pihak untuk turut mendukung dan berkomitmen dalam mempercepat pencegahan stunting di Kabupaten Rote Ndao sesuai bidang tugasnya masing-masing.
“hari ini saya hadir di tempat ini merupakan bukti komitmen saya secara serius untuk tercapainya percepatan penurunan stunting di bumi Ita Esa ini” kata Bupati
Lanjut Bupati, kalau kita bicara stunting, tetapi apa itu stunting? stunting sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (hpk), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat perkembangan anak tidak maksimal. Ini akan berdampak terhadap produktivitas pada saat dewasa serta terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah ini kelak. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit.
Riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan pada 2018 menemukan 30,8% anak Indonesia mengalami stunting. Prevalensi ini turun dari angka 37,2% pada tahun 2013, tetapi angka stunting tetap tinggi dan masih terdapat 2 (dua) provinsi di Indonesia dengan prevalensi stunting di atas 40%, salah satunya adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Data dari riset kesehatan dasar tahun 2018 juga menunjukkan bahwa prevalensi anak stunting di Kabupaten Rote Ndao adalah 46,7% dengan total 2.690 balita stunting, ini adalah angka yang tergolong tinggi karena target nasionalnya adalah kita harus menurunkan prevalensi stunting hingga minimal 20%.
Lebih lanjut Bupati mengatakan bahwa untuk mencapai target nasional tersebut diperlukan suatu upaya percepatan untuk penurunan stunting. Ini bisa dicapai apabila semua pihak bersedia dan berkomitmen untuk saling bekerjasama dan berkoordinasi dalam berbagai program dan kegiatan secara kolaboratif dan terintegrasi sehingga dapat mengatasi berbagai faktor determinan yang mengakibatkan terjadinya stunting. Upaya ini dimulai melalui pertemuan penguatan komitmen dan pelaksanaan intervensi spesifik lintas program terkait penurunan stunting pada hari ini. Dengan adanya kegiatan pertemuan ini diharapkan semua pihak bisa saling berkoordinasi dengan baik demi terwujudnya penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Rote Ndao. Selain itu diharapkan hasil pertemuan ini dapat terbentuk SK Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Rote Ndao.
Bupati juga mengingatkan bahwa agar penanganan stunting bukan hanya urusan Dinas Kesehatan dan RSUD saja, tetapi urusan semua pihak yang hadir di sini termasuk seluruh komponen masyarakat yang peduli terhadap masalah stunting. Karena itu di sini sudah hadir peserta dari lintas sektor yang diharapkan bisa saling bekerja sama menangani masalah stunting di Kabupaten Rote Ndao, karena itu Dinas Kesehatan hanya mengurus 30% dari intervensi spesifik, sisanya diperlukan upaya lintas sektor sebanyak 70% untuk mengatasi stunting di Kabupaten Rote Ndao.
“sekali lagi, melalui kesempatan ini saya perlu kembali tekankan bahwa penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi, ini bukan pekerjaan orang Dinas Kesehatan saja, tetapi juga tanggung jawab bersama lintas sektor dan masyarakat, artinya, keberhasilan kita dalam menurunkan prevalensi stunting di daerah ini merupakan keberhasilan semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini” ujar Bupati Paulina
Bupati Paulina menargetkan tahun ini prevalensi stunting di Rote Ndao menurun dari 46,7% menjadi 40% dan pada akhirnya tahun 2023 menjadi hanya 10% sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi, karena itu dituntut koordinasi serta komitmen bersama dari lintas sektor serta berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Rote Ndao dalam mendukung upaya ini, sehingga pada akhirnya anak-anak kita kelak terhindar dari masalah stunting atau tumbuh kerdil ini.
“apa yang kita lakukan saat ini akan menyelamatkan satu generasi Rote Ndao ke depan, lakukanlah dengan hati seperti hati seorang ibu kepada anak-anaknya” ungkap Bupati perempuan pertama di NTT ini
Peserta yang hadir pada kegiatan ini berasal dari lintas sektor yaitu Bappeda, Bagian Hukum dan Perundangan, Camat, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemerintahan Masyarakat Desa, Dinas Pendidikan, Kepemudan dan Olahraga, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Kominfo, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB, Dinas Sosial, dan RRI yang berjumlah 60 orang. (dinkes/diskominfo-rn)