Pemkab Rote Ndao terus meningkatkan koordinasi dan kerja kolaborasi intervensi program penurunan stunting sebagaimana target yang ditetapkan dalam program kerja tahun 2023 dan 2024. Pemkab Rote Ndao menyelenggarakan Pertemuan Koordinasi dan Rembug Stunting Tingkat Kabupaten Rote Ndao Tahun 2023 yang diikuti Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Rote Ndao bersama lintas sektor, rabu (31/05/23).
Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu,SE membuka dengan resmi kegiatan ini bersama Wakil Bupati selaku Ketua TPPS Kabupaten Rote Ndao Stefanus M. Saek,SE,M.Si dan Forkompimda Kabupaten Rote Ndao. Turut mendampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra Ir. Untung Harjito, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Armis Saek,ST, Kepala Dinas P3AP2KB Regina A. V. Kedoh,S.STP,M.Si, Kepala Bapelitbang Diana A. Bullu,SE, pimpinan Perangkat Daerah Pemkab Rote Ndao, para Camat, Kepala Puskesmas dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).
Bupati Paulina mengatakan progress penurunan stunting di Kabupaten Rote Ndao mengalami trend penurunan yang positif sejak tahun 2020 lalu. Dalam catatan TPPS Kabupaten Rote Ndao, angka stunting medio 2020 silam mencapai 25,83 %. Dengan berbagai upaya penanganannya, angka stunting terus terkoreksi turun sampai ke angka 21,7 % pada periode penimbangan bulan februari 2023.
“ Kita perlu mengapresiasi kinerja semua pihak yang berkontribusi dalam upaya menurunkan angka stunting tersebut. Keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai inovasi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao melalui Gerakan Bersama Rote Cerdas,” pinta Bupati Paulina.
Gerakan Bersama Rote Cerdas ini, lanjut Bupati Paulina diantaranya Gerakan Operasi Timbang Lintas Sektor (Gerbang Linsek) di Posyandu, pemberian Makanan Tambahan Lokal bagi anak stunting, Gerakan Kaka Angkat Adik Asuh dan Gerakan Mama Bo’i yang merupakan sistem rujukan terintegrasi berbasis komunitas yang melibatkan Sembilan simpul ibu hamil diakar rumput.
“ Inovasi ini merupakan Gerakan cintah kasih yang memanggil hati nurani semua orang Rote untuk mengasihi ibu dan anak,” pinta Bupati Paulina.
Bupati Paulina juga dalam berbagai kesempatan menyampaikan tekadnya untuk menurunkan angka stunting secara massif di Kabupaten Rote Ndao menjadi satu digit pada 2024 mendatang. Karena itu, tahun 2023 ini pemberian PMT gencar disalurkan ke titik sasaran dengan juga melibatkan peran lintas sektor diantaranya Kementerian Kesehatan, Kantor Pos Indonesia sampai ke tingkat Desa dan Kelurahan.
“ Tahun ini kita punya berbagai pemberian PMT untuk Balita diantaranya dari Kementerian Kesehatan, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, Kantor Pos dan dari Desa dan Kelurahan. Saya percaya kita dapat menurunkan angka stunting menjadi satu digit pada tahun 2024 mendatang,” tegas Bu.pati Paulina.
Meski begitu, Bupati Paulina mengungkapkan tantangan yang bakal dihadapi terkait pemberian PMT kepada Balita di Kabupaten Rote Ndao. Bupati Paulina menyebut tantangan itu termasuk terkait bagaimana memastikan PMT betul-betul sampai ke sasaran.
“ Tantangannya adalah bagaimana memastikan makanan tambahan ini sampai ke mulut si Anak. Tentunya pemberian PMT adalah salah satu upaya jangka pendek kita dalam mencegah stunting. Dalam jangka Panjang kita harus cegah stunting sejak masa remaja dan masa kehamilan,” jelas Bupati Paulina.
Dalam laporan panitia penyelenggara yang disampaikan Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas P3AP2KB Henoch Adu,S.KM, Aksi Konvergensi Rembug Stunting tingkat Kabupaten Rote Ndao ini dilakukan untuk menghasilkan dokumen komitmen oleh lintas sektor tentang kegiatan intervensi gizi terintegrasi untuk penurunan stunting yang telah disepakati bersama.
Narasumber di Aksi Konvergensi Rembug Stunting kali ini berasal dari Ditjen Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri, Bappelitbangda Provinsi NTT, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Rote Ndao dan Kepala Bappelitbang Kabupaten Rote Ndao.(Bidkom-DKISP)