Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan Balita dan Pemantauan Pertumbuhan serta Perkembangan Balita yang sesuai standar di Posyandu, dan juga meningkatkan Peran Lintas Program dan Lintas sektor tekait dalam Pelaksanaan Operasi Timbang pada bulan Februari 2022 ini, yang diawali dengan dilakukan pertemuan lintas program/sektor pada Senin, 31/01/2022 yang bertempat di aula Hotel Ricky Baa.
Pertemuan ini dilakukan secara offline atau tatap muka sebanyak 32 orang dan secara online melalui Zoom Meeting sebanyak 200 orang dan ditonton di YouTube sebanyak 275 kali.
Asisten Administrasi Umum Kab. Rote Ndao, Jermi M. Haning, PhD saat membuka kegiatan ini mengatakan bahwa ada ada 3 poin utama yang wajib diperhatikan dalam pelaksanaan operasi timbang, yaitu lintas sektor wajib memastikan seluruh sasaran hadir di Posyandu serta kondisi peralatan dan penimbangan agar terstandar sesuai instruksi Bupati Rote Ndao. Kedua, Kadinkes dan Kepala Puskesmas wajib memantau setiap hari hasil operasi timbang agar terentri pada aplikasi ePPGBM. Ketiga, tenaga gizi wajib melakukan verifikasi terhadap seluruh hasil entrian data agar data stunting valid.
Salah satu masalah gizi utama saat ini yaitu masalah Stunting atau Anak Pendek. Dalam rangka upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Rote Ndao, maka ketersediaan data status gizi balita menjadi dasar dalam melakukan konvergensi dan intervensi di Kabupaten Rote Ndao. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita secara berkala melalui Gerakan Operasi Timbang.
Pada tahun 2021 hasil Pelaksanaan Operasi Timbang menunjukan bahwa untuk indikator Berat Badan menurut Umur dari 13.215 Balita yang diukur terdapat 3.249 (24,6%) Balita Underwight yang terdiri dari 523 Balita dengan Berat Badan Sangat Kurang dan 2.726 Balita dengan Berat Badan Kurang (Indikator ini mengalalami peningkatann dari tahun sebelumnya), Indikator Tinggi/Panjang Badan menurut Umur dimana dari 13.215 Balita yang diukur terdapat 3.103 (23,5%) Balita Stunting yang terdiri dari 848 Balita Pendek dan 2.255 Balita Sangat Pendek (Indikator ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya) dan Indikator Berat Badan menurut Tinggi/Panjang Badan dimana dari 13.215 Balita yang diukur terdapat 1.525 (11,5%) Balita Wasting yang terdiri dari 107 Balita Gizi Buruk dan 1.418 Balita Gizi Kurang (Indikator ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya). Pada tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Rote Ndao berkomitmen menurunkan angka stunting sebesar 10%.
Yang bertindak selaku narasumber pada kesempatan itu adalah Kepala Dinas Kesehatan Kab. Rote Ndao, dr. Febby Nelly Riwu, dan Plt. Kepala Bapelitbang, Jermi Haning, PhD.
Hadir juga secara online Ketua Pokja Stunting provinsi NTT, Sarah Lery Mbok dan perwakilan Dinas Kesehatan provinsi NTT, Scherly Hayer. Ketua Pokja stunting NTT memberikan apresiasi kepada Rote Ndao dalam inisiatif untuk persiapan operasi timbang. Selain itu, Scherly menekankan agar tenaga gizi Puskesmas wajib mengawal proses penginputan pada aplikasi ePPGBM agar seluruh data valid.
Hadir pula pada kesempatan itu secara offline para pimpinan OPD yang menangani masalah stunting di Kabupaten Rote Ndao sebanyak 13 orang, Ketua TP PKK dan Ketua Pokja IV, Koordinasi Lapangan P3MD, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Rote Ndao, Koordinator PPA Kluster Nusa Lote. (tim-stunting/dkisp)