Setda,– Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara mengatakan, Pemerintah akan meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, Pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya.
“Kekayaan alam merupakan sumber daya yang terbatas. Butuh segudang prasyarat untuk bisa dieksploitasi, dan selalu ada limit untuk menggenjot pemanfaatannya. Sedangkan sumber daya manusia kita menyediakan kapasitas dan kapabilitas yang sangat luas untuk dikembangkan,” ujar Rudiantara dalam sambutannya yang dibacakan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning pada upacara Peringatan Hari Kabangkitan Nasional tingkat Kabupaten Rote Ndao di halaman depan Kantor Bupati Rote Ndao, senin ( 20/5/18 ) pagi,
Menurut Menteri, kebangkitan sumber daya manusia Indonesia secara bersama-sama dan kompak, tanpa terdistraksi oleh godaan-godaan yang kontraproduktif, akan membawa kepada kejayaan bangsa, selain secara otomatis bagi individu-individunya sendiri.
Oleh sebab itu sambungnya, tema peringatan Hari Kabngkitan Nasional tahun ini adalah “PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA MEMPERKUAT PONDASI KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA DALAM ERA DIGITAL” dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2018 ini harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri.
Dikatakan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia.
“Bung Karno menggambarkan persatuan bangsa seperti layaknya sapu lidi. Jika tidak diikat, maka lidi tersebut akan tercerai berai, tidak berguna dan mudah dipatahkan. Tetapi jikalau lidi-lidi itu digabungkan, diikat menjadi sapu, mana ada manusia bisa mematahkan sapu lidi yang sudah terikat? Gambaran tersebut aktual sekali pada masa sekarang ini. Kita merasakan bahwa ada kekuatan-kekuatan yang berusaha merenggangkan ikatan sapu lidi kita, kita disuguhi hasutan-hasutan yang membuat kita bertikai dan tanpa sadar mengiris ikatan yang sudah puluhan tahun menyatukan segala perbedaan tersebut,” tambah Menteri Rudiantara.
Padahal lanjutnya, inilah masa yang sangat menentukan bagi kita. Inilah era yang menuntut kita untuk tidak buang-buang waktu demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Momentum sekarang ini menuntut kita untuk tidak buang-buang energi untuk bertikai dan lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan manusia Indonesia.
Dia mengungkapkan bahwa menurut perhitungan para ahli, sekitar dua tahun lagi kita akan memasuki sebuah era keemasan dalam konsep kependudukan, yaitu bonus demografi. “Bonus demografi menyuguhkan potensi keuntungan bagi bangsa karena proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia non-produktif” ungkap Rudiantara.
Dikatakan, menurut perkiraan Badan Pusat Statistik, rentang masa ini akan berpuncak nanti pada tahun 2028 sampai 2031, yang berarti tinggal 10-13 tahun lagi. Pada saat itu nanti, angka ketergantungan penduduk diperkirakan mencapai titik terendah, yaitu 46,9 persen.
“Proyeksi keuntungan bonus demografi itu akan tinggal menjadi proyeksi jika kita tak dapat memaksimalkannya. Usia produktif hanya akan tinggal menjadi catatan tentang usia daripada catatan tentang produktivitas, jika mutu sumber daya manusia produktif pada tahun-tahun puncak bonus demografi tersebut tidak dapat mengungkit mesin pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Oleh sebab itu, kata Rudiantara, Bapak Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan selalu mendorong dunia pendidikan, bekerja sama dengan industri dan bisnis, untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam pendidikan vokasi. Jurusan-jurusan baru, baik di tingkat pendidikan tinggi maupun juga di tingkat menengah, yang berkaitan dengan keahlian dan ilmu terapan, harus selalu diciptakan untuk memasok industri akan tenaga terampil yang siap kerja.
Diakhir sambutannya Menteri Rudiantara mengajak seluruh bnagsa Indonesia untuk memaknai peringatan Hari Kabangkitan Nasional ke-110 tahun ini di lingkungan kerja masing-masing, sesuai lingkup tugas kita masing-masing. “Dan semaksimal mungkin fasilitasi peningkatan sumber daya manusia terutama generasi muda agar dimasa-masa yang akan datang akan membawa kejayaan bagi bangsa ini,” tutupnya.
Berikut nama-nama pelaku upacara:
- Irup : Bupati Rote Ndao, Drs. Leonard Haning, MM
- Perwira Upacara: Kapten ( Inf ) Bharata Alam
- Dan Up : Lettu Laut ( E ) Sadarudin Nasution
- Pengibar Bendera: 1. Mega Ndu Ufi
- Rian Malelak
- Arizal Kiah
- Pembaca UUD 1945: Hermanus Haning, S.Pt
( Umum, Humas dan Protokol Setda Rote Ndao )