harkitnas-20052019

Peringatan Harkitnas Tahun 2019 Tingkat Kabupaten Rote Ndao Berjalan dengan Lancar

Baa;- Hari ini, Senin (20/05/2019)  merupakan salah satu hari bersejarah dalam pergerakan di tanah air yaitu Hari Kebangkitan Nasional atau sering disebut Harkitnas yang jatuh pada tanggal 20 Mei tiap tahunnya dalam memperingati berdirinya organisasi Boedi Oetomo.

Pelaksanaan Harkitnas tahun 2019 tingkat Kabupaten Rote Ndao ini berlangsung di halam depan kantor Bupati Rote Ndao yang dimulai tepat pukul 08.00 Wita dengan inspektur upacara Dandim 1627 Rote Ndao, Letkol Kav Andriyan Wahyu Dwi Atmoko, S. I.P.

Peringatan Harkitnas 2019 tingkat kabupaten Rote Ndao ini dihadiri oleh Wakil Bupati Rote Ndao, Sekretaris Daerah bersama pimpinan OPD Lingkup Pemkab Rote Ndao, Unsur Forkopimda Rote Ndao, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, para pegawai ASN lingkup pemkab Rote Ndao, para pelajar SD, SMP dan SMA disekitar kota Baa, serta 199 CPNSD Rote Ndao yang baru menerima SK 80% pada taggal 17 Mei 2019 kemarin.

Letkol Kav Andriyan Wahyu Dwi Atmoko, S. I.P saat membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI mengatakan bahwa peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-111, 20 Mei 2019, kali ini sangat relevan  jika  dimaknai  dengan  teks  Sumpah  Palapa.  Kita  berada  dalam  situasi pasca-pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat kita. Kita  mengaspirasikan  pilihan  yang berbeda-beda  dalam  pemilu,  namun  semua  pilihan pasti  kita  niatkan  untuk  kebaikan  bangsa.  Oleh  sebab  itu  tak  ada  masalahnya  jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita. Alhamdulillah,  sampai  sekarang  ini  tahap-tahap  pemilihan  presiden  dan  wakil presiden serta anggota legislatif berlangsung dengan lancar. Kelancaran ini juga berkat pengorbanan   banyak   saudara-saudara   kita   yang   menjadi    anggota   kelompok penyelenggara pemungutan suara, bahkan berupa pengorbanan nyawa. Sungguh mulia perjuangan mereka untuk menjaga kelancaran dan kejujuran proses pemilu ini. Sambil mengirim doa bagi ketenangan jiwa para pahlawan demokrasi tersebut, alangkah eloknya jika kita wujudkan ucapan terima kasihatas pengorbananmereka dengan bersama-sama menunggu secara tertib ketetapan penghitungan suara resmi yang akan diumumkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh undang-undang, dalam waktu yang tidak lama lagi.

Lanjut Menkominfo bahwa telah  lebih  satu  abad  kita  menorehkan  catatan  penghormatan  dan penghargaan  atas kemajemukan bangsa yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Dalam kondisi  kemajemukan  bahasa,  suku,  agama,  kebudayaan,  ditingkah  bentang  geografis yang  merupakan  salah  satu  yang  paling  ekstrem  di  dunia,  kita  membuktikan  bahwa mampu menjaga persatuan sampai detik ini. Oleh sebab itu, tak diragukan lagi bahwa kita pasti akan mampu segera kembali bersatu dari kerenggangan perbedaan pendapat, dari keterbelahan sosial, dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu persatuan Indonesia. Apalagi  peringatan  Hari  Kebangkitan  Nasional  kali  ini  juga  dilangsungkan  dalam suasana bulan Ramadan. Bagi umat muslim, bulan suci ini menuntun kita untuk mengejar pahala  dengan  meninggalkan  perbuatan-perbuatan  yang  dibenci  Allah  SWT  seperti permusuhan  dan  kebencian,  apalagi  penyebaran  kebohongan  dan  fitnah.Hingga  pada akhirnya, pada  ujung  bulan  Ramadan  nanti,  kita  bisa  seperti  Mahapatih  Gadjah  Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri dengan saudara-saudara di sekitar kita. Dengan semua harapan tersebut, kiranya sangat relevan apabila peringatan Hari Kebangkitan Nasional,disematkan tema “Bangkit Untuk Bersatu”. Kita bangkit untuk kembali  menjalin  persatuan  dan  kesatuan  dalam  bingkai  negara  kesatuan  Republik Indonesia.Saudari-saudara sebangsa dan setanah-air,Bangsa  ini  adalah  bangsa  yang  besar.  Yang telah mampu  terus  menghidupi  semangat persatuannya selama  berabad-abad. Kuncinya ada dalam dwilingga salin suaraberikut ini: gotong-royong. Ketika  diminta  merumuskan  dasar  Negara Indonesia dalam  pidato  di  hadapan Badan   Penyelidik   Usaha-usaha   Persiapan   Kemerdekaan   Indonesia, Bung   Karno, menawarkan  Pancasila  yang  berintikan  lima  asas.  Namun  Bapak  Proklamator  Republik Indonesia tersebut juga memberikan pandangan bahwa jika nilai-nilai Pancasila tersebut diperas kedalam tiga sila, bahkan satu “sila” tunggal, maka yang menjadi intinya inti, core of the core, adalah gotong-royong. Menurut Bung Karno: “Jika kuperas yang lima ini menjadi satu, maka dapatlah aku satu  perkataan  yang  tulen,  yaitu  perkataan  gotong  royong. Gotong-royong  adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama.  Amal  semua  buat  kepentingan  semua,  keringat  semua  buat  kebahagiaan semua. (dkisp)