600x338xpolresrotendao2014.jpg.pagespeed.ic.PPeqyRpmP2

Puluhan Anggota Polres Rote Ndao Ikut Odontogram

Ba’a, ROOL • Puluhan Anggota Polisi Polres Rote Ndao mengikuti penyuluhan tentang pencegahan terhadap penyakit ebola yang disebabkan virus ebola serta pemeriksaan odontogram (gigi) di aula Polres Rote Ndao oleh tim Dokter Polisi (Dokpol) Bidang Dokter Kesehatan (Dokkes) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) Kamis (6/11) pagi.

bappeda-rote-ndao_363677255_n-300x160

Bappeda Gelar ASMARA Tata Ruang Kota Ba’a

 


Lekioen, ROOL • Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Rote Ndao, Selasa (4/11) kemarin  menjaring Aspirasi Masyarakat (ASMARA) dengan sejumlah Lurah, Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat di Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao yang berlangsung di Aula Kantor Camat Lobalain tentang Penyusunan Rencanan Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi perkotaan Ba’a Kabupaten Rote Ndao, periode 2015-2023.

phoca_thumb_l_rumah-raja-thie

Rumah Raja Thie J. A. Messakh

Salah satu Rumah Raja yang berusia 80 tahun yang masih dijaga keasliannya hingga sekarang dan terletak di dusun Tuasu’uk, Desa Oebafok, Kec. Rote Barat Daya, ± 14 km dari kota Ba’a. Dapat ditempuh dalam waktu + 20 menit dengan kendaraan. Rumah ini merupakan rumah raja ke-7 setelah rumah batu.

Pembangunan rumah raja ini dilakukan oleh Raja Thie A. W. Messakh pada tahun 1930 dengan tujuan menghentikan perang saudara antara kerajaan Thie dengan kerajaan Dengka. Bangunan ini dibangun diantara perbatasan kedua kerajaan karena sering terjadi peperangan. Dan cara lain untuk menyatukan kedua kerajaan ini yaitu dengan kawin mawin. Raja Dengka mengawinkan puterinya dengan putera Raja Thie dan puteri Raja Thie dikawinkan dengan putera Raja Dengka. Sehingga peperangan yang terjadi berangsur berkurang bahkan sudah tidak pernah terjadi lagi peperangan atau pencurian antara kedua kerajaan ini.

Rumah adat ini awalnya tidak mempunyai daun pintu dan jendela, tahun 1999 direnovasi oleh pemiliknya bangunan tersebut terbuat dari bahan kayu gula dan batang lontar dan terdiri dari tiga lantai. Lanta 1 yaitu lantai dasar sebagai tempat penyimpanan kembang gula dan padi, lantai 2 sebagai tempat tidur dan pertemuan raja, lantai 3 sebagai tempat penyimpanan hasil bumi seperti rempah-rempah.

Rumah ini juga ada dua tangga namun waktu direnovasi kembali, tangga besar hanya dibuat jadi satu tangga, yang menghubungkan lantai dasar dengan lantai 2. Luas bangunan adalah 70 x 60 meter.

raja-rote-joel-simon-kedoh-dan-permaisuri-regina-amalo

Pakian Adat

Laki-laki :

Ti’i langga sebagai topi, Selimut yang deselempangkan di bahu kanan, Selimut (hafa) yang dililitkan di pinggang, dan Habas yang dikalungkan di leher.

Ti’i Langga

Ti’i Langga Topi khas Rote yaitu  Ti’i langga, yaitu penutup kepala yang berbentuk mirip dengan topi sombrero dari Meksiko.

Ti’i langga merupakan aksesoris dari pakaian tradisional untuk pria Rote. Tetapi pada saat-saat tertentu,  misalnya pada saat menarikan tarian tradisonal foti 

Ti’i langga terbuat dari daun lontar yang dikeringkan. Karena sifat alami daun lontar yang makin lama makin kering, maka ti’i langga pun akan berubah warna dari kekuningan menjadi makin cokelat. Bagian yang meruncing pada topi tersebut makin lama tidak akan tegak, tetapi cenderung miring dan sulit untuk ditegakan kembali.

Konon hal tersebut melambangkan sifat asli orang Rote yang cenderung keras. Selain itu, ti’i langga juga merupakan simbol kepercayaan diri dan wibawa pemakainya.

 

Perempuan :

Bula Molik (bulan sabit) dipakai di kepala wanita, Selempang, Sarung, Pendi (ikat pinggang wanita) terbuat dari perak/emas, dan Habas yang dikalungkan di leher.

 

tiang-bendera2

Tiang Bendera di Desa Baadale

Obyek Wisata ini terletak di Ba’a Dale, Kec. Lobalain Kabupaten Rote Ndao. Untuk mencapai tempat ini dari ibukota Baa harus menempuh perjalanan + 5 km, ditempuh dengan kendaraan bermotor + 10 menit.

Tempat ini mempunyai kemiripan dengan Tanah Lot di Bali dimana ketika air laut surut maka kita dapat berjalan kaki menuju batu di atasnya terdapat Tiang Bendera yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1939. Tuguh tersebut masih dalam keadaan kokoh hingga sekarang.

Aktivitas: Untuk menjelajah lokasi ini anda dapat menghubungi penjaga situs yang stand by di lokasi/guide.

Akomodasi: Untuk penginapan dapat menginap di Ba’a sebab di sekitar lokasi tidak ada penginapan. Hotel yang tersedia di Ba’a seperti Hotel Grace dan Hotel Ricky sebagai hotel terbaik di kota ini. Harga kamar berkisar antara Rp .75.000 s/d Rp. 200.000/malam Anda dapat menghubungi pemilik Hotel Grace dengan nomor 081339317784 dan Hotel Ricky dengan nomor 081339233537.

Selain itu masih terdapat banyak penginapan kelas melati dengan harga terjangkau.

Kuliner: Tidak ada tempat makan di sekitar lokasi sehingga anda diharapkan membawa makanan ringan saat menuju lokasi. Tetapi anda dapat memperoleh banyak rumah makan di pusat ibukota kabupaten yang hanya jarak 5 km dari situs.

Transportasi: Untuk menjangkau ke lokasi dari kota Ba’a anda dapat menggunakan jasa Travel, bemo, atau menyewa ojek dengan biaya Rp 20.000,-

20170218_115715-01

Panorama Batu Termanu

                                                                        

Ada 2 Batu Termanu yakni Batu Hun dan Batu Suelai, merupakan Obyek Wisata Alam yang sangat memukau ketika perkunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Rote Ndao. Terletak di Kec. Rote Tengah dengan jarak tempuh 15 menit dari ibukota Baa dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Saat kapal motor keluar dari Pelabuhan Bolok Kupang yang melewati selat Pukuafu dan pertama dilihat adalah Batu Termanu yang menjulang tinggi yaitu Batu Hun. Di sekitar perairan, Batu Hun dijadikan Obyek Wisata menyelam dan memancing dan terdapat terumbu karang mutiara dan ikan kerapu yang cukup banyak.

Batu Termanu Sualai adalah batu rejeki bagi penduduk Rote Ndao. Batu Termanu Sualai merupakan tempat pemujaan orang Rote Tengah, di mana lokasi pemujaan terletak di puncak. Batu ini menurut cerita rakyat; dahulunya sering berpindah-pindah mengelilingi Pulau Rote dan ketika tiba di Rote Tengah, batu ini berhenti karena ritual/upacara adat untuk menyambut kedatangannya sangat disenangi oleh penunggu obyek wisata ini. Berjarak + 15 km dari kota Ba’a dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor + 15 menit.

Kedua batu ini satu jenis pria yang berada di pinggir pantai Lely dan satu jenis wanita terletak di sebelah kanan agak ke dalam laut. Mulanya Batu Termanu ini dari Vietnam pindah ke Maluku, suatu ketika pindah ke Rote Barat Laut (Oelaba) lalu berpindah lagi ke Termanu (Rote Tengah). Karena keadaan seperti itu maka orang Rote menganggap sebagai Batu Kramat dimana para tua-tua adat sering berdoa di kaki batu untuk memohon turunnya hujan.

Aktivitas: untuk menjelajah lokasi ini anda dapat menghubungi penjaga situs (jupel), Sdr. Noldy Fanggidae.

Akomodasi (penginapan di sekitar Obyek Wisata): Untuk penginapan anda dapat menginap di Hotel Tiberias yang jarak dengan situs ini + 300 m. Hotel ini adalah salah satu hotel terbaik dengan harga kamar berkisar antara Rp .250.000. s/d Rp.500.000/malam Anda dapat menghubungi pemilik atas nama Baba Tje Kuliner (tempat memperoleh makanan di sekitar Obyek Wisata): Tersedia jagung bakar, buah-buahan dipenggir jalan Negara jurusan Pantai Baru.

Transportasi: Untuk menjangkau lokasi dari kota Ba’a anda dapat menggunakan jasa Trevel atau angkutan kota atau sewa ojek dengan biaya sekitar Rp 25.000,-

[wisatantt]
95541197

Tangga 300 Mando’o

Obyek Wisata Mandoo berada di Desa Kuli Kec. Lobalain Kabupaten Rote Ndao merupakan Obyek Wisata Alam yang memiliki panorama alam yang sangat memukau sebab memiliki panorama alam yang indah fantastis. Untuk mencapai ke puncak lokasi harus menaiki 362 anak tangga sehingga sering disebut Tangga 300.

Mandoo letaknya berbatasan dengan Australia dan di lokasi ini sangat baik dilaksanakan olahraga Terbang Layang. Untuk sampai di lokasi ini dibutuhkan waktu + 30 menit dari kota Ba’a dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Aktivitas: Untuk menjelajah lokasi ini anda dapat menghubungi penjaga situs; Sdr. Umbu/guide.

Akomodasi: Untuk penginapan dapat menginap di Ba’a sebab di sekitar lokasi tidak ada penginapan. Hotel yang tersedia di Ba’a seperti Hotel Grace dan Hotel Ricky sebagai hotel terbaik di kota ini. Harga kamar berkisar antara Rp.170.000 s/d Rp .250.000 Anda dapat menghubungi pemilik Hotel Grace dengan nomor 081339317784 dan Hotel Ricky dengan nomor 081339233537. Selain itu masih terdapat banyak penginapan kelas melati dengan harga terjangkau.

Kuliner: Tidak ada tempat makan di sekitar lokasi sehingga anda diharapkan membawa makanan ringan saat menuju lokasi. Tetapi anda dapat memperoleh banyak rumah makan di pusat ibukota kabupaten yang hanya jarak 5 km dari situs.

Transportasi: Untuk menjangkau ke lokasi dari kota Ba’a anda dapat menggunakan jasa Travel, bemo, atau menyewa ojek dengan biaya Rp 40.000,-

[wisatantt]