Termanu Rock, Rote 04

Batu Hun-Suelai Penanda Termanu

PULAU sejuta Lontar. Julukan itu tidak berlebihan diberikan kepada Rote karena dari desa sampai kota, selalu ditemui lontar

Sudah banyak peneliti datang ke sana hanya untuk mempelajari lontar yang dikenal sebagai pohon penghidupan itu. Tetapi tahukah Anda, Rote juga menyimpan beragam daya tarik wisata yang sayang dilewatkan, seperti wisata bahari, alam, dan budaya.

Salah satunya yang terkenal dan melegenda ialah gunung Batu Termanu yang menjulang puluhan meter di bagian utara Nusak Termanu yang secara turun-temurun dikenal sakral.

Batu Termanu terdiri dari dua yakni yang dikenal berjenis kelamin laki-laki bernama Batu Hun, terletak sekitar 300 meter dari bibir pantai. Sedangkan yang berjenis kelamin perempuan bernama Suelai, berada tepat di pesisir pantai. Karena tinggi, kedua batu ini sudah bisa terlihat sekitar 30 mil jika berlayar dari arah Pulau Timor di bagian timur maupun dari Pulau Sabu di arah barat.

Di antara dua batu ini terdapat pelabuhan laut Namodale yang di zaman dulu selalu disingahi kapal-kapal milik saudagar asal Bugis, dan pelaut dari berbagai pulau di Nusa Tenggara Timur. Karena sering disingapi kapal, Namodale yang berjarak sekitar tiga kilometer dari istana raja Termanu, di masa lalu ramai. “Para pelaut menjadikan batu termanu sebagai mercusuar untuk mencapai pelabuhan,” kata Ishak Amalo.

Sesuai legenda, dua batu tersebut bergeser dari tempatnya di Pulau Semau di bagian barat Timor, mencari tempat yang cocok untuk ‘berteduh’. Keduanya menyingahi sejumlah lokasi namun tidak berhasil dihentikan. Baru ketika melintasi perairan Termanu, berhasil dihentikan oleh penduduk setempat. Ini yang membuat cerita kesakralan Batu Termanu selalu diceritakan turun-temurun.

Kesakralan Batu Termanu misalnya pada malam hari, warga sering menyaksikan lidah api muncul di puncak Batu Hun. Padahal batu tersebut tidak bisa didaki karena bentuknya bulat dan licin. Perairan sekitar Batu Hun dalam, serta selalu bergelombang tinggi. “Sekilas sulit dipercaya, dua batu menjulang di antara dataran rendah, tetapi begitulah yang terjadi,” katanya.

Yang manarik ialah perairan sekitar batu Suelai sering dimanfaatkan sebagai lokasi penyelaman oleh wisatawan yang ingin menyaksikan terumbu karang dan rombongan ikan kerapu. Wisatawan bisa menginap di sebuah hotel kelas melati yang sudah dibangun tidak jauh dari kedua batu tersebut.

Pemandangan indah dua batu ini dapat dilihat dari puncak di bagian kanan Suelai. Pemerintah daerah setempat tampaknya sangat memahami arti penting pemandangan dahsyat ini sehingga membangun rumah payung untuk tempat berteduh wisatawan, apalagi dilatari ribuan lontar tumbuh liar di sepanjang garis pantai menambah indahnya panorama.

Tempat itu berada di perbukitan luas didominasi padang savana. Dari sini sangat jelas menyaksikan matahari tenggelam dari balik batu. Cocok dimanfaatkan untuk tempat piknik keluarga atau bersama orang-orang yang Anda kasihi. (Palce Amalo)

[lintasntt.com]

 

Tags: No tags