Oelua, Masyarakat Pesisir Lasi Lai memiliki sejarah panjang tentang proses peningkatan penghidupan mereka melalui kegiatan-kegiatan kelautan. Masyarakat di wilayah dusun Lasi Lai, desa Oelua, Rote Barat Laut ini menjadikan komoditas laut menjadi bagian penting dari perekonomian masyarakat setempat dan budidaya rumput laut sendiri sudah dilaksanakan dengan membentuk sebuah Koperasi simpan pinjam yang dalam pengembangannya koperasi itu dibangun kelompok budidaya rumput laut.
Guna memberi pemahaman tentang pembukuan Koperasi kredit atau Credit Union (CU), Forum Komunikasi Tokoh Adat Peduli Budaya (FKTAPB) didukung oleh The Nature Conservancy (TNC) menggelar pelatihan pembukuan koperasi kredit bagi kelompok budidaya rumput laut di kantor koperasi cinta karya, dusun Lasi Lai, desa Oelua, kecamatan Rote Barat Laut, berlangsung dari 22-23 Oktober 2014.
Ketua Forum Adat, John B. Ndolu didampingi Sekretaris Forum Adat Pdt. Dance Ndun saat ditemui ROOL mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang sistem pembukuan keuangan koperasi kepada anggota kelompok budidaya rumput.
“karena kedepan kelompok ini bisa menjadi pengumpul rumput laut, maka perlu memahami tentang manajemen koperasi sebagai dasar pengelolaan keuangan.” katanya.
Ndolu menambahkan kelompok ini juga membangkitkan kembali nilai-nilai gotong royong, dimana saat ini mereka sudah berhasil membangun enam rumah anggota melalui sistem gotong royong.
“ini perlu menjadi contoh, karena budaya gotong royong kita sudah mulai pudar” kata Ndolu.
DSC_0857Setelah menggelar pelatihan pembukuan, FKTAPB juga membagikan buku anggota koperasi kredit bagi 52 anggota koperasi cinta karya yang tergabung dari dua dusun yakni dusun Lasi Lai dan Oe Dai, selain itu TNC melalui FKTAPB juga memberikan modal Rp 5 juta untuk kebutuhan bibit rumput laut bagi kelompok pembudidaya rumput laut tersebut.
Sementara itu, Ketua koperasi cinta karya, Yehezkiel Adu mengatakan pelatihan yang digelar forum adat selama dua hari itu menjadi dasar untuk mengelolah keuangan guna kedepannya sesuai impian anggota untuk menjadi pengumpul (eksportir dari pedagang) rumput laut.
“disini kita dalam satu bulan saja jika dikumpul semua rumput laut anggota kelompok bisa dua ton rumput laut” kata Adu.
Lanjut Adu, bantuan modal bibit rumput laut tentu sangat bermanfaat karena dapat membantu usaha tani rumput laut di Lasi Lai. Adu juga berharap kedepannya FKTAPB mau untuk membimbing dan mengevaluasi kelompok budidaya rumput laut, serta peran dan dukungan pemerintah bagi pengembangan koperasi dan budidaya rumput laut.
Sebelumnya Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTT juga melakukan pembinaan teknis (Bimtek) Pengolahan Rumput Laut bagi anggota Koperasi di kantor koperasi cinta karya pada April lalu. ∆ rn
[roteonline]