Setelah melewati perjuangan selama 20 tahun, Tim Peneliti dan Penerjemahan Alkitab bahasa Rote yang didampingi Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) berhasil menerbitkan Alkitab dalam bahasa Rote Termanu. Alkitab ini merupakan Alkitab kedua yang menggunakan bahasa daerah di NTT. Alkitab pertama berbahasa Timor bernama “Sulat Knino Beno Alekot” karya misionaris asal Belanda Pieter Middelkoop sekitar satu abad lalu.
Kebaktian peluncuran berlangsung di Jemaat GMIT Agape Oele, Klasis Rote Tengah, Kecamatan Rote Selatan, dihadiri Ketua Bidang Kemitraan LAI, Pdt. Dr. Aristarkus Sukarto, Pdt. Emile Hauteas, mewakili Majelis Sinode GMIT, Stefanus Saek, Wakil Bupati Rote Ndao, Camat dan Kapolsek Rote Selatan, ketua-ketua klasis se-teritori Rote, para pendeta dan jemaat setempat, Selasa, (21/5).
Koordinator tim penerjemah Alkitab Bahasa Rote Termanu, Nikson Kiuk mengatakan penerbitan Alkitab ini melalui dua tahap yakni penerjemahan Alkitab Perjanjian Baru yang dimulai tahun 1999 dan selesai tahun 2004. Setelah itu dilanjutkan dengan Perjanjian Lama yang dimulai tahun 2005 hingga 2019.
Dalam sambutannya, Pdt. Aristarkus, menjelaskan bahwa pekerjaaan penerjemahan Alkitab ini membutuhkan waktu lama oleh karena proses penerjemahan menggunakan metode dynamic equivalence, yaitu metode penerjemahan yang mengutamakan kejelasan komunikasi bahasa. Ia berharap, Alkitab ini sungguh-sungguh dimanfaatkan oleh warga Kristen khususnya jemaat-jemaat GMIT di Rote.
“Dengan hadirnya Alkitab ini kami berharap warga gereja jangan hanya melihat Alkitab sebagai kitab hukum melainkan sebagai cermin, seolah-olah kita bertemu dan berhadapan dengan Tuhan,” ungkap Pdt. Aristarkus.
Dalam rangka peluncuran ini, ia menjelaskan, LAI mencetak lima ribu eksemplar. Seribu lima ratus diantaranya dibagikan secara gratis kepada jemaat-jemaat GMIT maupun denominasi Kristen lain yang hadir pada kegiatan ini.
Dalam mengerjakan projek penerjemahan ini, LAI melibatkan 10 orang peneliti dan penutur asli bahasa Rote Termanu terdiri dari: Pendeta Otniel Kiuk (alm.), Nixon Kiuk, Marthen Kiuk, Yoel Tulle, Godlif Pelandou (alm.), Gabriel Dethan, Filmon Ndun, Welly Ndaomanu, Elvi Pelandou, dan Octovianus Herodion.
Sedangkan Tim Peneliti khusus dan Pembina Penerjemah terdiri dari: Pdt. Prof. Dr. Samuel Haakh, Samuel Aritonang, M.Th, dan Hortensius Florimond.
Wakil Bupati Rote Ndao, Stefanus Saek dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada LAI, tim peneliti dan penerjemah dan Sinode GMIT yang bekerja sama mendukung penerbitan Alkitab ini.
“Pemerintah Kabupaten Rote Ndao mendukung penuh kehadiran Alkitab Bahasa Rote Termanu ini. Bersama pihak gereja mari kita sama-sama memperkenalkan Alkitab ini kepada jemaat supaya bisa digunakan dengan baik guna meningkatkan kualitas ibadah-ibadah kita,” ungkap Stef.
Menerima sumbangan Alkitab sebanyak 400 eksemplar, Pdt. Andre Lulu, Ketua Mejelis Jemaat Suebela Barat, Klasis Rote Tengah, merasa bersyukur karena kehadiran Alkitab ini akan memudahkan anggota jemaatnya yang kebanyakan hanya berpendidikan sekolah dasar untuk memahami Firman Tuhan. Ia berencana memanfaatkannya dalam kebaktian minggu sebulan sekali. (MS-GMIT)