objek-wisata-ntt_46593_372_patung_jenderal_sudirman_di_pulau_ndana

Patung Jenderal Soedirman di Pulau Ndana

Patung ini didirikan di Pulau Ndana sebagai monumen pada titik terselatan (pulau terluar) Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diresmikan pada tahun 2011 lalu. Berjarak + 35 km dari kota Ba’a menuju pelabuhan tradisional Oeseli/Nemberala, perjalanan dilanjutkan dengan speedboat dalam waktu + 1 jam.

[wisatantt]
20170218_115715-01

Panorama Batu Termanu

                                                                        

Ada 2 Batu Termanu yakni Batu Hun dan Batu Suelai, merupakan Obyek Wisata Alam yang sangat memukau ketika perkunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Rote Ndao. Terletak di Kec. Rote Tengah dengan jarak tempuh 15 menit dari ibukota Baa dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Saat kapal motor keluar dari Pelabuhan Bolok Kupang yang melewati selat Pukuafu dan pertama dilihat adalah Batu Termanu yang menjulang tinggi yaitu Batu Hun. Di sekitar perairan, Batu Hun dijadikan Obyek Wisata menyelam dan memancing dan terdapat terumbu karang mutiara dan ikan kerapu yang cukup banyak.

Batu Termanu Sualai adalah batu rejeki bagi penduduk Rote Ndao. Batu Termanu Sualai merupakan tempat pemujaan orang Rote Tengah, di mana lokasi pemujaan terletak di puncak. Batu ini menurut cerita rakyat; dahulunya sering berpindah-pindah mengelilingi Pulau Rote dan ketika tiba di Rote Tengah, batu ini berhenti karena ritual/upacara adat untuk menyambut kedatangannya sangat disenangi oleh penunggu obyek wisata ini. Berjarak + 15 km dari kota Ba’a dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor + 15 menit.

Kedua batu ini satu jenis pria yang berada di pinggir pantai Lely dan satu jenis wanita terletak di sebelah kanan agak ke dalam laut. Mulanya Batu Termanu ini dari Vietnam pindah ke Maluku, suatu ketika pindah ke Rote Barat Laut (Oelaba) lalu berpindah lagi ke Termanu (Rote Tengah). Karena keadaan seperti itu maka orang Rote menganggap sebagai Batu Kramat dimana para tua-tua adat sering berdoa di kaki batu untuk memohon turunnya hujan.

Aktivitas: untuk menjelajah lokasi ini anda dapat menghubungi penjaga situs (jupel), Sdr. Noldy Fanggidae.

Akomodasi (penginapan di sekitar Obyek Wisata): Untuk penginapan anda dapat menginap di Hotel Tiberias yang jarak dengan situs ini + 300 m. Hotel ini adalah salah satu hotel terbaik dengan harga kamar berkisar antara Rp .250.000. s/d Rp.500.000/malam Anda dapat menghubungi pemilik atas nama Baba Tje Kuliner (tempat memperoleh makanan di sekitar Obyek Wisata): Tersedia jagung bakar, buah-buahan dipenggir jalan Negara jurusan Pantai Baru.

Transportasi: Untuk menjangkau lokasi dari kota Ba’a anda dapat menggunakan jasa Trevel atau angkutan kota atau sewa ojek dengan biaya sekitar Rp 25.000,-

[wisatantt]
95541197

Tangga 300 Mando’o

Obyek Wisata Mandoo berada di Desa Kuli Kec. Lobalain Kabupaten Rote Ndao merupakan Obyek Wisata Alam yang memiliki panorama alam yang sangat memukau sebab memiliki panorama alam yang indah fantastis. Untuk mencapai ke puncak lokasi harus menaiki 362 anak tangga sehingga sering disebut Tangga 300.

Mandoo letaknya berbatasan dengan Australia dan di lokasi ini sangat baik dilaksanakan olahraga Terbang Layang. Untuk sampai di lokasi ini dibutuhkan waktu + 30 menit dari kota Ba’a dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Aktivitas: Untuk menjelajah lokasi ini anda dapat menghubungi penjaga situs; Sdr. Umbu/guide.

Akomodasi: Untuk penginapan dapat menginap di Ba’a sebab di sekitar lokasi tidak ada penginapan. Hotel yang tersedia di Ba’a seperti Hotel Grace dan Hotel Ricky sebagai hotel terbaik di kota ini. Harga kamar berkisar antara Rp.170.000 s/d Rp .250.000 Anda dapat menghubungi pemilik Hotel Grace dengan nomor 081339317784 dan Hotel Ricky dengan nomor 081339233537. Selain itu masih terdapat banyak penginapan kelas melati dengan harga terjangkau.

Kuliner: Tidak ada tempat makan di sekitar lokasi sehingga anda diharapkan membawa makanan ringan saat menuju lokasi. Tetapi anda dapat memperoleh banyak rumah makan di pusat ibukota kabupaten yang hanya jarak 5 km dari situs.

Transportasi: Untuk menjangkau ke lokasi dari kota Ba’a anda dapat menggunakan jasa Travel, bemo, atau menyewa ojek dengan biaya Rp 40.000,-

[wisatantt]
Termanu Rock, Rote 04

Batu Hun-Suelai Penanda Termanu

PULAU sejuta Lontar. Julukan itu tidak berlebihan diberikan kepada Rote karena dari desa sampai kota, selalu ditemui lontar

Sudah banyak peneliti datang ke sana hanya untuk mempelajari lontar yang dikenal sebagai pohon penghidupan itu. Tetapi tahukah Anda, Rote juga menyimpan beragam daya tarik wisata yang sayang dilewatkan, seperti wisata bahari, alam, dan budaya.

Salah satunya yang terkenal dan melegenda ialah gunung Batu Termanu yang menjulang puluhan meter di bagian utara Nusak Termanu yang secara turun-temurun dikenal sakral.

Batu Termanu terdiri dari dua yakni yang dikenal berjenis kelamin laki-laki bernama Batu Hun, terletak sekitar 300 meter dari bibir pantai. Sedangkan yang berjenis kelamin perempuan bernama Suelai, berada tepat di pesisir pantai. Karena tinggi, kedua batu ini sudah bisa terlihat sekitar 30 mil jika berlayar dari arah Pulau Timor di bagian timur maupun dari Pulau Sabu di arah barat.

Di antara dua batu ini terdapat pelabuhan laut Namodale yang di zaman dulu selalu disingahi kapal-kapal milik saudagar asal Bugis, dan pelaut dari berbagai pulau di Nusa Tenggara Timur. Karena sering disingapi kapal, Namodale yang berjarak sekitar tiga kilometer dari istana raja Termanu, di masa lalu ramai. “Para pelaut menjadikan batu termanu sebagai mercusuar untuk mencapai pelabuhan,” kata Ishak Amalo.

Sesuai legenda, dua batu tersebut bergeser dari tempatnya di Pulau Semau di bagian barat Timor, mencari tempat yang cocok untuk ‘berteduh’. Keduanya menyingahi sejumlah lokasi namun tidak berhasil dihentikan. Baru ketika melintasi perairan Termanu, berhasil dihentikan oleh penduduk setempat. Ini yang membuat cerita kesakralan Batu Termanu selalu diceritakan turun-temurun.

Kesakralan Batu Termanu misalnya pada malam hari, warga sering menyaksikan lidah api muncul di puncak Batu Hun. Padahal batu tersebut tidak bisa didaki karena bentuknya bulat dan licin. Perairan sekitar Batu Hun dalam, serta selalu bergelombang tinggi. “Sekilas sulit dipercaya, dua batu menjulang di antara dataran rendah, tetapi begitulah yang terjadi,” katanya.

Yang manarik ialah perairan sekitar batu Suelai sering dimanfaatkan sebagai lokasi penyelaman oleh wisatawan yang ingin menyaksikan terumbu karang dan rombongan ikan kerapu. Wisatawan bisa menginap di sebuah hotel kelas melati yang sudah dibangun tidak jauh dari kedua batu tersebut.

Pemandangan indah dua batu ini dapat dilihat dari puncak di bagian kanan Suelai. Pemerintah daerah setempat tampaknya sangat memahami arti penting pemandangan dahsyat ini sehingga membangun rumah payung untuk tempat berteduh wisatawan, apalagi dilatari ribuan lontar tumbuh liar di sepanjang garis pantai menambah indahnya panorama.

Tempat itu berada di perbukitan luas didominasi padang savana. Dari sini sangat jelas menyaksikan matahari tenggelam dari balik batu. Cocok dimanfaatkan untuk tempat piknik keluarga atau bersama orang-orang yang Anda kasihi. (Palce Amalo)

[lintasntt.com]