penerima alkitab 2

Alkitab Bahasa Thie diluncurkan. “Tongkat Foe Mbura Telah Berbunga”

penerima alkitab 2Alkitab Perjanjian Baru dan Kitab Kejadian dalam Bahasa Thie (Rote) diluncurkan oleh Majelis Sinode GMIT di Fiulain Desa Oebou Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao dengan mengusung tema “Tongkat Foe Mbura Telah Berbunga”

 

Di  tempat ini di Fiulain sejarah pertama kalinya Injil diberitakan di Rote oleh Foe Mbura dengan nama baptisnya Benyamin Messakh, raja Thie ke-5 yang menggantikan ayahnya Mbura Mesah yang merupakan raja Rote pertama yang menjadi Kristen dan setelah pembaptisannya beliau meninggal akibat penyakit cacar di Rote. Setelah itu Foe Mbura berangkat ke Batavia pada tahun 1729 untuk belajar selama tiga tahun, dan pada tahun 1732 kembali ke Thie dan diberi tongkat berkepala emas dan Alkitab oleh Belanda untuk mengabarkan Injil kepada rakyatnya. Yang pertama dilakukannya adalah mendirikan gedung gereja dan mendirikan sekolah di Thie yang bertempat di Fiulain. Masuknya Foe Mbura menjadi Kristen ikut mempengaruhi raja-raja lain untuk mengikuti jejaknya. Maka, raja Lole, yaitu Ndi’i Hu’a; raja Lelain yaitu Ndara Naong, dan raja Ba’a yaitu Tou Denggalilo masuk Kristen bersama rakyat mereka. Hingga akhirnya nusak-nusak lainnya menjadi Kristen yang diupayakan melalui badan-badan Pekabaran Injil.

Tongkat dan Alkitab yang diterima Foe Mbura menerangkan kepada kita bahwa selain sebagai raja, ia juga mengabarkan Injil. Ia seorang raja tetapi memberitakan Injil kepada rakyatnya. Sungguh seorang pemimpin yang memberi diri kepada Tuhan untuk melayani. “Kini tongkat Foe Mbura telah berbunga” betapa tidak, Injil yang dibawa dan diberitakannya pada 284 tahun yang silam di nusak Thie telah dirasakan hasilnya. Kini tumbuh subur, kembang mekar memenuhi nusak Thie bahkan seluruh pelosok negri ini.

Dari kisah injil pertama masuk di Rote di Fiulain tersebut, pada hari Selasa, 22 Nopember 2016 di tempat yang sama pula Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor melalui Unit Bahasa dan Budaya GMIT meluncurkan Alkitab Perjanjian Baru dan Kitab Kejadian dalam bahasa  Thie (Rote) yang berjudul  judul “Manetualain Dede’a Kokolan : Hehelu – Bartaa Beuk No Tutui Makasososak”

Penyelesaian penerjemahan Alkitab dalam bahasa Thie bukanlah pekerjaan yang mudah, tantangan dan hambatan silih berganti menanti didepan disebabkan oleh keterbatasan dan talenta yang dimiliki menjadi bagian dari proses penerjemahan tersebut, namun tim penerjemah tidak pernah putus asa, justru semangat dan tekat mereka terus berkobar menyala-nyala dan akhirnya semuanya itu berakhir dengan kelegaan karena telah menghasilkan sesuatu yang berguna bagi anak cucu Foe Mbura dan itu semua terjadi karena Allah telah memulai bersama mereka sejak awal sampai pada akhirnya terus menyertai.

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati Rote Ndao, Jonas C. Lun, S.Pd, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Rote Ndao, Assisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Rote Ndao, Drs. Melyanus Mandala, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon bersama ketua Unit Bahasa dan Budaya GMIT, para penerjemah, utusan dari luar negeri yaitu dari sinode Timor Leste, Australia, Amerika, Brasil.

Kebaktian peluncuran diawali dengan tarian khas Rote mengantar para Pendeta memasuki bukit Fiulain tempat berlansgungnya kebaktian dan dilanjutkan dengan drama singkat tentang kisah Foe Mbura saat menerima tongkat dan Alkitab untuk mengabarkan injil.

Liturgi kebaktian ini kebanyakan dalam tuturan bahasa Thie, baik dalam pujian maupun pembacaan firman Tuhan serta renungannya juga dalam bahasa Thie yang dipimpin oleh Ketua Klasis Rote Barat Daya, Pdt.Tonias Nalle, S.Th.

penerima alkitab 1Selesai kebaktian, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon memberikan Alkitab Perjanjian Baru dan Kitab Kejadian dalam bahasa Thie kepada 30 Pendeta se-Klasis Rote Barat Daya dan 25 Maneleo dari 5 suku di Kecamatan Rote Barat Daya, Maneleo Inahuk dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, 9 perwakilan gereja sahabat di Kecamatan Rote Barat Daya dan juga kepada tim penerjemah dalam bahasa Thie dari Unit Bahasa dan Budaya GMIT atas jasanya.(kpadpde)

Tags: No tags