kerajinan_3

Kerajinan

 

  Barang Perhiasan berharga untuk keperluan pribadi
Kerajinan ini merupakan keahlian khusus dari turun temurun masyarakat Rote terutama di desa Ndao-Nuse yang merupakan pengrajin-pengrajin perhiasan. Produk yang dihasilkan dari kerajinan ini berupa cincin, gelang, kalung, anting-anting maupun perhiasan atau asesoris pakaian adat Rote berupa hiasan kepala untuk wanita dan pending (ikat pinggang) untuk pria maupun wanita. Terdapat 50 unit usaha dengan tenaga kerja 50 orang yang dapat menghasilkan 7.360 pasang dengan nilai Rp. 1.058.500.000,- seluruh unit usaha ini berada di desa Ndao-Nuse Kecamatan Rote Barat.
   
   
 
  Anyam-ayaman dari tanaman selain rotan dan bambu
Kehidupan orang Rote bergantung pada pohon Lontar tidak hanya air lontar/nira yang dikelola tapi juga daun yang jadikan barang kerajinan khas Rote. Produk yang di hasilkan dari kerajinan ini berupa topi Ti’i Langga, Sasando dan tas anyaman lontar. Terdapat 26 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 34 orang yang dapat menghasilkan 2.798 buah barang dengan nilai Rp. 85.380.000,- sentra kerajinan yang ada di Kabupaten Rote Ndao adalah Sentra Ti’I Langga Lalukoen di desa Lalukoen, Sentra Ti’I Langga Netenain di desa Netenain, Sentra Ti’I Langga Oemalain di Desa Daudolu dan Faristo / anyaman Tas Lontar di kelurahan Namodale. Diharapkan kedepan agar melalui sentra –sentra yang ada dapat terus berkembang sehingga ekonomi masyarakat juga terus meningkat jika di lihat dari peluang dan ketersediaan bahan baku yang melimpah.
 

 

pantai lasiana 4

Kehutanan

KEHUTANAN

Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Rote Ndao menurut fungsinya yang sudah ditata batas sampai tahun 2018 seluas 17.019,84 yang terdiri dari 7.657,17 ha hutan lindung dan 9.362,67 ha hutan produksi, yang dari luas kawasan tersebut didalamnya terdapat hutan Konservasi yang terdiri dari Hutan Suaka Margasatwa 2.262 ha, Hutan Taman Buru 1.418,67 ha, Hutan Rakyat 6.549 ha, Hutan Mangrove 1.899,17 ha. Dari Total luas lahan tersebut terdapat lahan yang kritis yaitu di dalam kawan seluas 10.486,98 ha dan di luar kawan hutan seluas 69.568,72 ha. Lahan kritis ini hampir menyebar secara merata di tiap kecamatan. Hasil hutan yang teridentifikasi berupa kayu campuran dan kayu jati.

Produksi kayu tersebut dapat berupa kayu bulat maupun kayu bakar. Produksi kayu jati bulat dalam beberapa kelas di Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2015 sebesar 112.72.. m kubik . Hasil ini terbanyak dihasil oleh kecamatan Rote Barat Laut. Produksi kayu non jati (campuran) sebesar 119 m kubik . Potensi luas pengembangan hutan jati di Kabupaten Rote seluas 3.942 ha dengan potensi produksi kayu jati/tahun sebesar 58.538,70 m kubik. Pohon kosambi yang tumbuh dikawasan hutan maupun di luar kawasan hutan merupakan potensi sumberdaya hutan yang dapat di daya gunakan sebagai tanaman inang budidaya Kutu Lak yang akan menghasilkan Seedlak. Budidaya kutulak merupakan alternatif yang sangat menjanjikan dalam usaha tani kehutanan karena potensin potensi pohon kosambi yang sangat besar di Kabupaten Rote Ndao.

Selain itu pula kegiatan pengembangan kutulak merupakan pemberdayaan masyarakat yang tinggal disekitar hutan untuk tetap menjaga dan melestarikan fungsi hutan. Salah satu industri kehutanan yang dapat dikembangkan adalah pengolahan kayu (woodworking). Perkembangan produksi wood working di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mengalami kenaikan yang cukup pesat, dengan rata-rata peningkatan 28,1% per tahun dalam kurun waktu 1987-1993. Demikian pula perkembangan produksi furniture di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mengalami kenaikan yang cukup pesat, dengan rata-rata peningkatan 21,8% per tahun dalam kurun waktu 1992-1998. Dalam lima tahun terakhir ini permintaan akan produk woodworking di pasaran dunia tergolong cukup tinggi. Naiknya permintaan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin langkanya bahan baku log atau kayu gergajian di pasaran dunia.

Hal ini seperti diketahui negara Malaysia, Philippina, Mexiko, Kanada, Indonesia mulai membatasi kayu log dan kayu gergajian sebagai produk ekspor. Indonesia sendiri sebagai dikemukakan telah melarang kayu ekspor log sejak 1985 dan membatasi ekspor kayu gergajian sejak tahun 1989. Kebijaksanaan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan ekspor produk kayu setengah jadi menjadi produk jadi.

Dari data terakhir potensi Kehutanan di Kabupaten Rote Ndao meliputi areal kawasan hutan seluas 17.019,84 Ha yang terdiri dari :

  • Hutan lindung  7.657,17 Ha
  • Hutan produksi 9.362,67 Ha
  • Hutan Mangrove 1.899,17 Ha

Selain itu terdapat pohon kusambi sebagai tanaman inang kutulak ( seed lack ) + 1.826.950 pohon yang tersebar di 10 kecamatan dengan pengembangan baru mencapai + 15.648 pohon dengan produksi 18.784 kg. Hasil ikutan kehutanan berupa minyak kayu putih, sarang burung walet dan madu.

 

 Pohon Lontar

Kawasan kepulauan Kabupaten Rote Ndao ini dimana salah satu potensi kekayaan yang menonjol adalah pohon lontar sehingga Rote Ndao disebut sebagai pulau Lontar karena secara alamiah tumbuh dan berkembang diseluruh kecamatan dengan luas areal + 13.316 Ha ( + 5.326.400 pohon).

Pohon lontar disebut juga pohon kehidupan atau pohon industri karena manfaat dari pohon lontar tersebut serta pengolahan ikutannya cukup luas jika dikembangkan dan beriorentasi pada pasar dalam negeri maupun eksport seperti :

 

  1. Nira :

Air Nira pohon lontar dapat diproses lebih lanjut menjadi alkohol dengan tingkat kadar ethanol mencapai 20 %-80 %

  • Bahan baku pembuatan anggur serta minuman lainnya
  • Kecap manis, asin dan kecap turis
  • Gula merah, gula air (cair)
  • Gula semut
  • Dapat diujicobakan lebih lanjut menjadi gula kristal maupun gula pasir.
  1. Buah Pohon Lontar
    • Buah muda dapat dibuat menjadi minuman segar dan Nata de Lontar
    • Buah tua bahan baku untuk make up (Bahan Lulur, dll)
  2. Daun Lontar
    • Aneka kerajinan anyaman berupa : Topi Ti’i Langga, Sasando baik dalam ukuran besar sampai dengan ukuran miniatur (souvenir)
    • Anyaman tradisional untuk tempat – tempat penampungan, tikar dll.
    • Untuk atap rumah tempat tinggal rakyat didaerah pedesaan maupun rumah dalam bentuk kotiks didaerah – daerah obyek wisata dsb.
  3. Pelepah Lontar
    • Pemebuatan tali tradisional
    • Serat pelepah untuk pembuatan topi haji, pet, topi cowboy dll.
  4. Pohon Lontar (batang)
    • Pembuatan meubeler berupa kursi, meja dan lain – lain.
    • Ramuan rumah berupa kosen, pintu, jendela, balok, usuk dll.

 

Poduksi lontar terdapat disemua kecamatan se-Kabupaten Rote Ndao rata–rata produksi pertahun sbb :

  • Gula Semut terdapat di :
  • Lobalain (Desa Kuli) dengan produksi pertahun : 2 ton
  • Rote Barat Daya (Desa Oetefu) dengan produksi pertahun : 2,5 ton
  • Rote Barat Laut (Desa Daudolu) dengan prduksi pertahun : 2 tahun
  • Gula Lempeng terdapat di :
  • Lobalain dengan produksi pertahun : 25 ton
  • Rote Tengah dengan produksi pertahun : 42,5 ton
  • Pantai Baru dengan produksi pertahun : 40,5 ton
  • Rote Timur dengan produksi pertahun : 40,5 ton
  • Rote Barat Laut dengan produksi pertahun : 47,5 ton
  • Rote Barat Daya dengan produksi pertahun : 50,5 ton
  • Gula Batu Meni terdapat di :
  • Rote Barat Laut dengan produksi pertahun : 1 ton
  • Rote Barat Daya dengan produksi pertahun : 1 ton
  • Gula Air terdapat di :
  • Lobalain dengan produksi pertahun : 378 ton
  • Rote Tengah dengan produksi pertahun : 418 ton
  • Pantai Baru dengan produksi pertahun : 400 ton
  • Rote Timur dengan produksi pertahun : 415 ton
  • Rote Barat Laut dengan produksi pertahun : 475,5 ton
  • Rote Barat Daya dengan produksi pertahun : 520,5 ton
  • Kecap dan Kecap Turis terdapat di :
  • Lobalain dengan produksi pertahun : 150 liter
  • Rote Tengah dengan produksi pertahun : 40 liter
  • Pantai Baru dengan produksi pertahun : 50 liter
  • Rote Timur dengan produksi pertahun : 50 liter
  • Rote Barat Laut dengan produksi pertahun : 60 liter
  • Rote Barat Daya dengan produksi pertahun : 50 liter
  • Anyaman (Topi Ti’i Langga) terdapat di :
  • Lobalain dengan produksi pertahun : 60 buah
  • Rote Tengah dengan produksi pertahun : 50 buah
  • Pantai Baru dengan produksi pertahun : 50 buah
  • Rote Timur dengan produksi pertahun : 55 buah
  • Rote Barat Laut dengan produksi pertahun : 125 buah
  • Rote Barat Daya (Ti’i Langga) dengan produksi pertahun : 120 buah, (sasando) dengan produksi pertahun : 50 buah

 

KUTULAK / SEDELAK

Permintaan dunia akan komoditas agro antara lain SEEDLAK sangat tinggi dan cenderung bertambah setiap tahun sejalan dengan berkembangnya ilmu dan teknologi (Iptek) khusus Ilmu dan Teknologi di bidang Kesehatan dan Elektronik/Telekomunikasi. Kebutuhan tersebut belum dapat dipenuhi oleh negara penghasil SEEDLAK dunia diantaranya negara India.

Kabupaten Rote Ndao dapat dijadikan salah satu kawasan baru sentra produksi SEEDLAK nasional di Propinsi Nusa Tenggara Timur karena memiliki keunggulan komperatif antara lain:

Memiliki kawasan tanaman KUSAMBI sebagai TANAMAN INANG bagi KUTULAK yang luas dengan populasi tinggi dan padat

  • Produktivitas dan kualitas tinggi per satuan pohon
  • Budidaya singkat, biaya murah
  • Penduduk yang bermukim sekitar kawasan mempunyai kemampuan menular dan mengembangkan KUTULAK sebagai penghasil SEEDLAK.

Pengembangan Kutulak / Seedlak dilaksanakan dengan pendekatan kawasan sentra produksi baik sebagai penghasil SEEDLAK maupun bibit KUTULAK.

Kawasan sentra produksi SEEDLAK dan bibit KUTULAK :

  • Lobalain
  • Rote Timur
  • Pantai Baru
  • Rote Barat Laut
  • Rote Barat Daya
  • Rote Tengah.

 

Peluang usaha pengembangan kutulak :

  1. Jumlah Pohon yang telah ditular kutulak ± 5.292 Phn
  2. Produksi Bibit Kutulak (Tahun 2005 : 9,375 Ton terdapat pada :
  • Pantai Baru : 1.332 Kg ( Desa Keoen, desa Edalode )
  • Rote Timur : 748 Kg ( Desa Daiama, Desa Hundihopo,Faifua )
  • Lobalain : 295 Kg ( Desa Oelunggu, Sanggaoen )
  • Rote Barat Daya : 7000 Kg ( Desa Nembrala, Oeseli, Sedeoen )
  1. Produksi Kutulak
  • Produksi SEEDLAK Rata-rata per tahun (3xPanen) : ± 289 Ton
  • Produksi Rata-rata per pohon Satu kali panen : ± 20 Kg
  1. Sentra Produksi

Sentra Produksi terdapat pada seluruh Kecamatan di Kabupaten Rote Ndao dengan populasi tanaman KUSAMBI ± 2 juta pohon yang tersebar di ± 48 Desa.

  1. Potensi Produksi

1 pohon : ± 20 Kg

1 Ha ( ± 400 Phn) : 8.000 Kg

1 Tahun 3 X Panen : 24.000 Kg

Nilai Produksi KUTULAK / SEEDLAK untuk 1(satu) tahun.

Bersih (SEEDLAK) :

50% X 24.000 Kg X Rp.8.000,-

= Rp. 96.000.000,-

 

 

 

P51107-105203

Industri

  SENTRA TENUN IKAT JANUR KUNING
SENTRA TENUN IKAT JANUR KUNING KAMPUNG SEBELAH KALI, KELURAHAN NAMODALE KECAMATAN LOBALAIN, KABUPATEN ROTE NDAO, NTT Kami menyediakan aneka tenun ikat cantik dengan harga menarik. Kenapa membeli tenun ikat kami?: – Harga menarik – Tenun ikat asli budaya Rote, motif tenunan kental dengan kebudayaan, unik dan berkelas. Tersedia motif khas Pulau Rote dan Ndao (Ai Bunak, Dula Kakaik, Su’u Dok, Sasando, Manu Pui), serta unsur-unsur motif P. Sabu dan Timor. – Kami menjamin anda memperoleh tenunan berkualitas. Terbuat dari benang katun, sutra atau masrais. Warna tenunan menarik, cerah dan dijamin tidak luntur (menggunakan pewarnaan napthol). Kain tenun kuat, tidak mudah sobek, tenunannya rapi, apik dan rapat. Proses pembuatan menggunakan alat tradisional dan ATBM (alat tenun bukan mesin) – Pilihan warna (untuk semua item) : hitam, putih, merah tua, merah muda, orange, kuning, biru tua, biru muda, coklat tua, coklat muda. – Tersedia tenun ikat dalam bentuk: • selimut besar (165 cm x 100 cm) : Rp(250.000-300.000) • Selimut sedang (100 cm x 45 cm) : Rp(75.000-150.000) • Sarung (170cm x 90cm) : Rp 350.000. (* harga sarung Rp 350.000 sudah termasuk 1 lembar sarung dan 1 lembar selendang pasangannya) • Selendang (140cm x 35cm) : Rp 60.000 • Kain panjang / bahan baju / semi jas (275 cm x 80 cm) : Rp(300.000-350.000). – Anda dapat memesan tenunan dengan model motif, warna dan ukuran pilihan sendiri, sesuai kebutuhan dan selera. Bisa juga menenun tulisan, misalnya nama, ikon, dll. – Pembelian kolektif dapat potongan harga. – Kain tenun tidak mengenal musim, tidak mengenal cuaca dan keasliannya sudah menjadi kebutuhan di era ini. Cinta budaya Nusantara? Tenun ikat Rote, bagian unik dari itu! Motif : Ai Bunak 01 Motif : Dula Kakaik 01 Motif : Ai Bunak 02 Motif : Dula Kakaik 02 Motif : Ai Bunak 03 Motif : Dula Kakaik 03 Motif : Ai Bunak 04 Motif : Dula Kakaik 04 Motif : Ai Bunak 05 Motif : Dula Kakaik 05 Motif : Ai Bunak 06 ( Pacala) Motif : Dula Kakaik 06 Motif : Ai Bunak 07 Motif : Dula Kakaik 07 Motif : Ai Bunak 08 Motif : Dula Kakaik 08 Motif : Ai Bunak 09 Motif : Dula Kakaik 09 Motif : Ai Bunak 10 (lafa langgak) Motif : Dula Kakaik 10 Motif : Ai Bunak 11 Motif : Dula Kakaik 11 Motif : Ai Bunak 12 Motif : Dula Kakaik 12 Motif : Ai Bunak 13 (jangkar) Motif : Dula Kakaik 13 (sarkati) Motif : Ai Bunak 14 (mada karoko) Motif : Dula Kakaik 14 (sarkati) Motif : Ai Bunak 15 (unsur motif Timor) Motif:Dula Kakaik 15 (campuran motif Sabu & Ndao) Motif : Manu Pui Motif : Dula Kakaik 16 (hati) Motif : Su’u Do 01 Motif : Dula kakaik 17 (karoko lihu) Motif : Su’u Do 02 Motif : Dula Kakaik 18 (karoko lihu) Motif : Sabu 01 Motif : Sabu 02 Motif : Sabu 03 Motif : Sabu 04 Motif : Sabu 05 Motif : Sabu 06 Motif : Sabu 07 Motif : sasando 01 Ket : GAMBAR TENUN IKAT ADA PADA GALERI FOTO Harga Grosir UNTUK SEMUA ITEM PRODUK Pembelian jumlah besar bisa nego harga Model boleh campur Cara Pemesanan 1. Pilih barang yang dipesan 2. Konfirmasikan barang yang dipesan yang terdiri dari jenis produk (bentuk dan motif) dan jumlah barang melalui SMS atau telepon ke 081382153706 atau email ke pitonglahir87@yahoo.co.id 3. Kami akan mengirim balasan perihal ketersediaan barang yang dipesan dan jumlah harga beserta ongkos kirim dan cara pembayarannya. “ tampil unik dengan warisan tenun berbudaya”

Industri barang-barang dari semen dan kapur
Industry ini menghasilkan produk berupa batako. Terdapat 11 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 50 orang yang dapat menghasilkan 3.081.990 buah batako senilai Rp. 2.400.505.000,- Kabupaten Rote Ndao yang terus berkembang dengan pembangunan di segala sudut membuat industry ini berkembang dengan pesat.

  Industri Tenun Ikat.
Industry tenun ikat sangat berkembang di Kabupaten Rote Ndao terutama di Desa Ndao Kecamatan Rote Barat terdapat 197 unit usaha dari 215 unit usaha di seluruh Kabupaten Rote Ndao. Beberapa sentra industry Tenun Ikat antara lain yaitu Sentra Tenun Ikat Ndao di desa Ndao, Sentra Tenun Ikat Janur Kuning di Kelurahan Namodale, Sentra Tenun Ikat Della di desa Nemberala, Sentra Tenun Ikat Faifua di desa Faifua, Sentra Tenun Ikat Onatali di Desa Onatali, Sentra Tenun Ikat Edalode di desa Edalode, Sentra Tenun Ikat Serubeba di desa Serubeba. Dari keseluruhan unit usaha yang ada dapat menghasilkan 24.030 Lembar dengan senilai Rp. 978.000.000,- Sektor industry ini menyerap tenaga kerja sebanyak 252 orang.

Industri makanan dari kedelai dan kacang-kacangan
Produk hasil dari industry kedelai dan kacang-kacangan lainnya selain kecap adalah Tenteng. Tenteng adalah makanan yang terbuat dari kacang tanah dan wijen yang biasa di beli sebagai oleh-oleh jika berkunjung ke Kabupaten Rote Ndao. Industry ini menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang dari unit usaha yang berkembang di Kabupaten Rote Ndao. Sentra industri ini bernama Tenteng kacang Tesabela yang berada di desa Tesabela Kecamatan Pantai Baru. Jumlah produksi 29.160 kg / bungkus sebesar Rp. 1.122.480.000.

  Industri Gula Merah
Industri Gula Merah menghasilkan produk berupa gula merah atau gula air, gula lempeng, dan gula semut. Industri gula merah merupakan produk asli Kabupaten Rote Ndao karena berasal dari air lontar yang diolah menjadi gula air, gula lempeng dan gula semut. Mengelolah Lontar dan hasil-hasilnya sudah menjadi budaya sehingga hampir semua penduduk di Rote Ndao memproduksinya namun hanya untuk dikonsumsi sendiri sehingga hanya 21 unit usaha yang mengelolahnya untuk dijual. Unit-unit usaha ini menggunakan 94 orang tenaga kerja dengan jumlah produksi 91.570 liter / kg / lempeng dan jumlah nilai produksi sebesar Rp. 225.110.000. Beberapa sentra industri gula merah antara lain sentra industri gula merah Oetefu di Kecamatan Rote Barat Daya, sentra industri gula semut Tuatiti di desa Bebalain Kecamatan Lobalain, sentra industri gula semut Serubeba di desa Serubeba kecamatan Rote Timur, sentra industri gula semut Londalusi di desa Londalusi di kecamatan Rote Timur dan sentra industri gula semut Doudolu di desa doudolu di Kecamatan Rote Barat Laut.