pelantikan301219rn

73 Pejabat yang dilantik harus lebih meningkatkan pelayanan kepada Masyarakat

Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat menjadi hal penekanan Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu dalam sambutannya ketika melantik dan mengambil sumpah janji 73 Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas pada lingkup pemerintah Kabupaten Rote Ndao yang dilaksanakan pada, Senin, 30/12/2019 pagi di Auditorium Ti’i Langga Permai

Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu  mengharapakan Kepada 73 Pejabat Administrator dan Penjabat Pengawas yang baru saja di lantik untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dan mengakui pemerintah ada untuk masayarakat bukan masyarakat ada untuk pemerintah

Untuk diketahui, nama-nama yang dilantik tersebut menempati posisi sebagai berikut : Dra. Endang Prastiwati dan kawan-kawan sebanyak 16 orang sebagai pejabat administrator eselon III A, Ronald H. Taulo,SSTP dan kawan-kawan sebanyak 19 orang sebagai pejabat administrator eselon III B, Agustinus M.I. Tade,SSTP dan kawan-kawan sebanyak 36 orang sebagai pejabat pengawas eselon IV a, Marhen Cornelis Mandala dan Marlinda Bessie A. Adu sebagai pejabat pengawas eselon IV B.

Pelantikan dan Pengambilan Sumpah janji jabatan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas Eselon di hadiri oleh Wakil Bupati Rote Ndao, Stefanus M. Saek, Sekertaris Daerah, Jonas M. Selly dan Forum komunikasi Pimpinan Daerah, Kepala OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Rote Ndao dan disaksikan oleh tokoh agama yang menjadi rohahiawan pendamping dan tokoh adat yang menjadi saksi pelantikan kepada 73 Pejabat yang dilantik dan diambil sumpahnya oleh Bupati Rote Ndao.(rudi/)

empat-pejabat-dilantik-101219

EMPAT ORANG PEJABAT TINGGI PRATAMA ESELON II DILANTIK

Sebanyak empat Orang Pejabat Tinggi Pratama Eleson II Setda Rote Ndao dilantik dan di ambil sumpah Jabatan oleh Bupati Rote Ndao Paulina Haning Bullu,SE  pada Rabu, 11/12/2019 pagi di lobi lantai Dasar Kantor Bupati Rote Ndao

Bupati Rote Rote Ndao Paulina Haning Bullu dalam sambutannya mengatakan mutasi dan pelantikan merupakan hal biasa dikarenakan tuntutan organisasi oleh karena itu menjadi tuntutan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mengharapkan harus bertangung jawab atas kesejateraan masyarakat dan tidak ada orientasi lain selain dalam melayani masyarakat demi kesejahteraan Masyarakat kabupaten Rote Ndao oleh karena itu  pejabat Tinggi Pratama  Eselon II yang sudah dilantik harus bekerja keras bersemanggat  serta melayani dengan hati.

Pelantikan dan pengambilan Sumpah Pejabat Tinggi Pratama eselon II dihadiri oleh Forum komunikasi pimpinan Daerah Forkompinda Rote Ndao serta  Tokoh Adat dan Tokoh Agama yang menjadi Rohaniawan pendamping pejabat yang dilantik

Adapun Keempat Pejabat Tinggi Pratama Eleson II yang dilantik dan diambil sumpahnya adalah Armis Saek, ST dilantik Sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Rote Ndao,  Drs. Jermi Haning, M. Pol.Admin  dilantik sebagai Asisten Administrasi  Umum Setda Rote Ndao, Drh Adryan Yus,M.Si dilantik Sebagai Staf Ahli Bupati bidang kemasyrakatan dan SDM  dan Meilon Berhard Sula,SH dilantik Sebagai kepala Badan Kepegawaian dan Pelatihan Kabupaten Rote Ndao(rudi)

jalan-sehat2

Peringatan Hari Kesehatan Nasional Tingkat Kabupaten Rote Ndao digelar dalam berbagai kegiatan

Dalammemperingati Hari Kesehatan Nasional ke-55 yang  jatuh pada tanggal 12 November 2019 tingkat Kabupaten Rote Ndao dilaksanakan dalam berbagai kegiatan  diantaranya jalan sehat  serta upacara bendera.

Kegiatan jalan sehat yang sudah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao pada hari Jumat, 8/11/2019 bertempat dijalan utama depan kantor Bupati Rote Ndao yang diikuti oleh semua unsur  perangkat daerah di Kabupaten Rote Ndao.

Jalan sehat ini dilepas oleh Wakil Bupati Rote Ndao, Stefanus M. Saek,SE,M.Si dengan mengambil jalur mengelilingi kompleks perkantoran dengan masing-masing peserta jalan sehat diberikan kantong plastik untuk memungut sampah-sampah plastik yang ada disekitar kompleks perkantoran.

Setelah itu sampah-sampah plastik  yang sudah dipungut dapat ditukar dengan berbagai hadiah yang telah disediakan oleh Panitia seperti  strika listrik, kipas angin, payung, dll. Selain itu juga doorprize yang telah disediakan dalam bentuk nomor undian dalam kotak snek dengan hadiah yang cukup menarik yaitu kulkas,  mesin cuci serta hadiah menarik lainnya.

Sementara itu peringatan Hari Kesehatan Nasional ini juga digelar upacara bendera bersama yang dirangkai dengan upacara Hari Pahlawan  pada Senin, 11/11/2019 dihalaman depan Kantor Bupati Rote Ndao dan yang menjadi Inspektur Upacara adalah Ketua Pengadilan Negeri Rote Ndao Beauty D.E. Simatauw, S.H., M.H

Pada kesempatan tersebut Beauty membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI yang menegaskan bahwa perhatian pemerintah dalam kurun lima tahun mendatang, diprioritaskan pada pembangunan Sumber Daya Manusia. Menegaskan arahan Presiden Republik Indonesia, bahwa ada dua isu kesehatan utama yang harus diselesaikan terkait membangun SDM yang berkualitas, yaitu “Stunting” dan “Jaminan Kesehatan Nasional.” Sementara ada dua isu kesehatan lainnya yang juga harus diatasi, yaitu tingginya harga obat dan alat kesehatan, serta masih rendahnya penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri. Hal-hal tersebut akan menjadi fokus perhatian kita bersama untuk dapat segera diupayakan solusinya.

Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-55 tahun 2019 tingkat Kabupaten Rote Ndao ini dengan mengambil Tema “Generasi Sehat Indonesia Unggul ” serta Sub Tema “Dengan semangat gotong royong kita membangun generasi Rote Ndao yang sehat, cerdas dan unggul”.

Pada kesempatan itu juga seusai upacara diserahkan sertifikat akreditasi  dari Kementerian Kesehatan RI yang telah melakukan survei bagi 4 puskesmas yang dinyatakan memenuhi  kriteria akreditasi dan keempat puskesmas tersebut yakni Puskesmas Batutua (Kecamatan Rote Barat Daya), Puskesmas Busalangga (Rote Barat Laut), Puskesmas Baa (Kecamatan Lobalain) dan Puskesmas Feapopi (Kecamatan Rote Tengah).

Dari keempat Puskesmas di Kabupaten Rote Ndao, Puskesmas Baa terakreditasi dengan status akreditasi Madya, sedangkan 3 (tiga) Puskesmas lainnya berstatus Dasar.

Upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional tingkat Kabupaten Rote Ndao tersebut dihadiri Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu,SE., Wakil Bupati Stefanus M Saek, M.Si., unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pimpinan OPD beserta ASN lingkup Pemkab Rote Ndao, para pelajar tingkat SMA dan undangan lainnya. (DKISP)

h-pahlawan-2019

Dengan Semangat Hari Pahlawan Kita Menjadi Pahlawan Masa Kini

Peringati Hari Pahlawan ke-74. Tingkat Kabupaten Rote Ndao yang ditandai dengan upacara bendera di Lapangan Alun Alun Kantor Bupati Rote Ndao dipimpin oleh Ketua Pengadilan Negeri Rote Ndao Beauty D.E. Simatauw, S.H., M.H. yang menjadi inspektur upacara, Senin (11/11/2019) pagi.

Ketua Pengadilan Negeri Rote Ndao Beauty D.E. Simatauw, S.H., M.H pada kesempatan tersebut membacakan sambutan Menteri Sosial RI yang mengatakan bahwa dengan Peringatan Hari Pahlwan diharapkan kita akan lebih menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan, sebagaimana ungkapan salah seorang The Founding Fathers kita Bung Karno yang menyatakan bahwa “….hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dapat menajdi bangsa yang besar…”. Selain itu peringatan Hari Pahlawan kita bangkitkan semangat berinovasi bagi anak – anak bangsa untuk menjadi pahlawan masa kini, sebagaimana tema peringatan hari pahlawan masa kini.

Menjadi Pahlawan Masa Kini dapat diakukan oleh siapapun warga negara Indonesia, dalam bentuk aksi – aksi nyata memperkuat keutuhan NKRI, seperti tolong menolong sesama yang terkena musibah, tidak melakukan provokasi yang dapat menggangu ketertiban umum, tidak menyebarkan berita hoax, tidak melakukan perbuatan anarkis atau merugukan orang lain dan sebagainnya.

Jika dahulu semangat kepahlawanan ditunjukkan melalui pengorbanan tenaga, harta bahakan nyawa. sekarang, untuk menajdi pahlawa, bukan hanya mereka yang berjuang mengangkat senjata mengusir penjajah, tetapi kita juga bisa, dengan cara menorehkan prestasi di berbagai bidang kehidupan, memberikan kemaslahatan bagi masyarakt, membawa harum nama bangsa di mata Internasional.

Peringatan Hari Pahlawan kiranya dapat meningkatkan kesadaran kita untuk lebih mencintai tanah air dan menjaganya sampai akhir hayat.

jangan biarkan keutuhan NKRI yang telah dibangun para pendahulu negeri dengan tetesan darah dan air mata menjadi sia-sia. jangan biarkan tangan-tangan jahil atau pihak yang tidak bertanggungjawab merusak persatuan dan kesatuan bangsa. jangan biarkan negeri kita terkoyak, tercerai berai, terprovokasi untuk saling menghasut dan berkonflik satu sama lain.

Mari kita maknai hari pahlawan hari pahlawan ini dengan wujud nyata, bekerja dan bekerja membangun negeri menuju Indonesia maju.

Peringatan hari pahlawan kiranya bukan hanya bersifat seremonial semata tetapi dapat diisi dengan berbagai akifitas yang dapat menyuburkan rasa nasionalisme dan meningkatkan rasa kepedulian untuk menolong sesama yang membutuhkan.

Dengan menjadikan diri kita sebagai Pahlawan masa kini, maka permasalahan yang melanda bangsa dewasa ini dapat teratasi. untuk itu marilah kita terus menerus berupaya memupuk nilai kepahlawanan agar tumbuh subur dalam hati sanubari segenap insan masyarakat Indonesia.

Peringatan Hari Pahlawan tingkat Kabupaten Rote Ndao ini dengan mengusung tema “Aku pahlawan masa kini” dan sub tema “Dengan semangat hari pahlawan kita menjadi pahlawan masa kini untuk membangun generasi Rote Ndao yang lebih sejahtera dan bermartabat”.

Upacara peringatan hari pahlawan tersebut dihadiri Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu,SE., Wakil Bupati Stefanus M Saek, M.Si., unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pimpinan OPD beserta ASN lingkup Pemkab Rote Ndao, para pelajar tingkat SMA dan undangan lainnya. (DKISP)

phoca_thumb_l_kantor_bupati_rote

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Rote Ndao

Kepulauan Rote, juga disebut Pulau Roti, adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Rote merupakan wilayah paling selatan Indonesia.Pulau ini terkenal dengan kekhasan budidaya lontar, wisata alam pantai, musik sasando, dan topi adat Ti’i Langga. Rote beserta pulau-pulau kecil disekitarnya berstatus sebagai kabupaten dengan nama Kabupaten Rote Ndao melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002.

Wilayah Rote Ndao semula adalah merupakan bagian dari Wilayah Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Kupang yang dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah – daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655).

Selanjutnya sebagai pelaksanaan dari Undang – Undang tersebut, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur masing-masing :

Nomor Pem.66/1/2, tanggal 28 Pebruari 1962 dan Nomor Pem.66/1/22, tanggal 5 Juni 1962, maka wilayah Rote Ndao dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah Pemerintahan Kecamatan yaitu : Kecamatan Rote Timur dengan pusat Pemerintahan di Eahun

Kecamatan Rote Tengah dengan pusat Pemerintahan di Baa – Kecamatan Rote Barat dengan pusat Pemerintahan di Oelaba.

Kemudian pada tahun 1963 sesuai dengan tingkat perkembangan yang ada, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66/1/32, tanggal 20 Juli 1963 tentang Pemekaran Kecamatan maka Wilayah Pemerintahan yang berada di Rote Ndao dimekarkan menjadi 4 (empat) Wilayah Kecamatan yaitu :

  • Kecamatan Rote Timur beribu kota di Eahun
  • Kecamatan Rote Tengah beribu kota di Baa
  • Kecamatan Rote Barat beribu kota di Busalangga
  • Kecamatan Rote Selatan beribu kota di Batutua

Selanjutnya setelah berjalan 4 (empat) tahun lamanya, maka terjadilah pemekaran wilayah di Rote Ndao menjadi 8 (Delapan) Kecamatan, sehubungan dengan adanya keinginan masyarakat untuk membentuk Kabupaten Otonom bagi Rote Ndao maka untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan yaitu satu Daerah Kabupaten paling sedikit harus didukung oleh 6 (enam) buah Kecamatan Administratif, maka 4 (empat) Kecamatan yang telah ada di Pulau Rote Ndao dibagi menjadi 8 (Delapan)  yakni :

  • Kecamatan Rote Timur dengan pusat Pemerintahan di Eahun
  • Kecamatan Pantai Baru dengan pusat Pemerintahan di Olafulihaa
  • Kecamatan Rote Tengah dengan pusat Pemerintahan di Feapopi
  • Kecamatan Lobalain dengan pusat Pemerintahan di Baa
  • Kecamatan Rote Barat Laut dengan pusat Pemerintahan di Busalangga
  • Kecamatan Rote Barat Daya dengan pusat Pemerintahan di Batutua.
  • Kecamatan Rote Selatan dengan pusat Pemerintahan di Daleholu.
  • Kecamatan Rote Barat dengan pusat Pemerintahan di Nemberala.

Berhubung situasi keuangan Negara tidak memungkinkan sehingga pembentukan Kabupaten Otonom Rote Ndao belum dapat dilakukan, maka sebagai jalan keluar untuk memenuhi tuntutan keinginan masyarakat, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur mengeluarkan Surat Keputusan Nomor Pem.66/2/4, tanggal 11 April 1968 agar wilayah Rote Ndao dibentuk sebagai Wilayah Koordinator Schap dalam wilayah hukum Kabupaten Daerah Tingkat II Kupang dan menunjuk Bapak D.C. Saudale, sebagai Bupati di perbantukan di Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao dengan Keputusan Guberur Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem. 66/2/21, tanggal 1 Juli 1968.

Sesuai perkembangan di bidang pemerintahan, maka pada tahun 1979 terjadi perubahan status Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao menjadi wilayah pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao, berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 25 tahun 1979 tanggal 15 Maret 1979, tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao, yang telah disahkan pula oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan Menteri Dalam Nomor 061.341.63-114 tertanggal 8 April 1980.

Adapun para pejabat yang memimpin di Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao maupun di Wilayah Pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao adalah sebagai berikut :

  • Periode 1968-1974 adalah D. C. Saudale – Koordinator Schap Rote Ndao
  • Periode 1974-1977 adalah Drs. R. Chandra Hasyim – Koordinator Schap Rote Ndao
  • Periode 1977-1984 adalah Drs G. Th. Hermanus – Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao
  • Periode 1984 – 1988 adalah Drs. G. Bait – Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao.
  • Periode 1988 – 1994 adalah Drs. R. Izaac – Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao.
  • Periode 1994 – 2001 adalah Benyamin Messakh, BA – Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao

Sesuai perkembangan dan dinamika masyarakat maka dalam tahun 2000 timbulnya keinginan kuat dari masyarakat Rote Ndao baik yang berada di Wilayah Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao maupun dukungan dari orang Rote yang berada di Kupang dan di Jakarta mengusulkan agar Wilayah Pemerintahan Pembantu Bupati Rote Ndao ditingkatkan menjadi Kabupaten definitif. Usulan tersebut didukung dengan adanya pernyataan sikap dari 300 Tokoh masyarakat, Tokoh adat mewakili masyarakat dari 19 Nusak kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, melalui Pemerintah Kabupaten Kupang (sebagai Kabupaten Induk).

Atas dasar usulan tersebut maka setelah melalui pengkajian dan mekanisme pembahasan sesuai Peraturan Perundang – undangan yang berlaku maka pada tanggal 10 April 2002 oleh Pemerintah Pusat dan DPR – RI menetapkan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Rote Ndao di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Nama pejabat Bupati Rote Ndao dari terbentuk hingga saat ini adalah sebagai berikut :

  • Periode 2003 – 2008 adalah Christian Nehemia Dillak, SH – Bupati Rote Ndao dan Bernad E. Pelle, S.IP – Wakil Bupati Rote Ndao
  • Periode 2009 – 2014 adalah Drs. Leonard Haning, MM – Bupati Rote Ndao dan Drs. Marthen Luther Saek -Wakil Bupati Rote Ndao
  • Periode 2014 – 2019 adalah Drs. Leonard Haning, MM – Bupati Rote Ndao dan Jonas Cornelius Lun, S.Pd -Wakil Bupati Rote Ndao
  • Periode 2019 – 2024 adalah Paulina Haning-Bullu,SE – Bupati Rote Ndao dan Stefanus M.Saek,SE,M.Si -Wakil Bupati Rote Ndao

Ibu kota Kabupaten Rote Ndao adalah Kota Ba’a. Sejak terbentuknya Kabupaten Rote Ndao hingga saat ini sudah dilakukan pemekaran wilayah baik Kecamatan, Kelurahan maupun Desa, wilayah Administratif Kabupaten Rote Ndao hingga sekarang terdiri dari 10 Kecamatan yang terbagi dalam 112 Desa, 7 Kelurahan Definitif. Pemekaran tersebut bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Berikut nama-nama kecamatan, kelurahan dan desa di Kabupaten Rote Ndao :

  1. Kecamatan Lobalain
  • Desa Sanggaoen
  • Desa Kolobolon
  • Desa Bebalain
  • Desa Suelain
  • Desa Kuli
  • Desa Helebeik
  • Desa Oematamboli
  • Desa Baadale
  • Desa Holoama
  • Desa Tuanatuk
  • Desa Oelunggu
  • Desa Oeleka
  • Desa Lekunik
  • Desa Loleoen
  • Desa Kuli Aisele
  1. Kecamatan Rote Tengah
  • Desa Suebela
  • Desa Nggodimeda
  • Desa Maubesi
  • Desa Lidabesi
  • Desa Lidamanu
  • Desa Limakoli
  • Desa Siomeda
  1. Kecamatan Rote Selatan
  • Desa Tebole
  • Desa Dodaek
  • Desa Inaoe
  • Desa Daleholu
  • Desa Lengguselu
  • Desa Nggelodae
  • Desa Pilasue
  1. Kecamatan Pantai Baru
  • Desa Oeledo
  • Desa Sonimanu
  • Desa Oebau
  • Desa Nusakdale
  • Desa Keoen
  • Desa Edalode
  • Desa Tesabela
  • Desa Tungganamo
  • Desa Batulilok
  • Desa Lenupetu
  • Desa Fatelilo
  • Desa Ofalangga
  • Desa Oenggae
  • Desa Lekona
  1. Kecamatan Rote Timur
  • Desa Serubeba
  • Desa Lakamola
  • Desa Mukekuku
  • Desa Faifua
  • Desa Hundihopo
  • Desa Matasio
  • Desa Penggodua
  • Desa Batefalu
  • Desa Papela
  • Desa Matanae
  1. Kecamatan Landu Leko
  • Desa Bolatena
  • Desa Sotimori
  • Desa Daiama
  • Desa Desa Pukuafu
  • Desa Daurendale
  • Desa Lifule
  • Desa Tenalai
  1. Kecamatan Ndao Nuse
  • Desa Nuse
  • Desa Anarae
  • Desa Mbiu Lombo
  • Desa Lendeiki
  • Desa Ndao Nuse
  1. Kecamatan Rote Barat Laut
  • Desa Oebela
  • Desa Boni
  • Desa Tolama
  • Desa Oelua
  • Desa Netenaen
  • Desa Oetutulu
  • Desa Daudolu
  • Desa Modosinal
  • Desa Ingguinak
  • Desa Temas
  • Desa Lidor
  • Desa Tualima
  • Desa Balaoli
  • Desa Tasilo
  • Desa Oebole
  • Desa Hululai
  • Desa Hundihuk
  • Desa Saindale
  • Desa Mundek
  • Desa Busalangga Barat
  • Desa Busalangga Timur
  1. Kecamatan Rote Barat Daya
  • Desa Oetefu
  • Desa Oeseli
  • Desa Oebou
  • Desa Oehandi
  • Desa Lalukoen
  • Desa Meoain
  • Desa Oebafok
  • Desa Oebatu
  • Desa Batutua
  • Desa Lekik
  • Desa Mbokak
  • Desa Dolasi
  • Desa Oelasin
  • Desa Landu
  • Desa Lentera
  • Desa Sakubatun
  • Desa Dalekesa
  • Desa Sanggandolu
  • Desa Fuafuni
  1. Kecamatan Rote Barat
  • Desa Oenitas
  • Desa Oelolot
  • Desa Mbueain
  • Desa Sedeoen
  • Desa Nemberala
  • Desa Bo’a
  • Desa Oenggaut

7 Kelurahan terdiri dari :

  1. Kelurahan Mokdale
  2. Kelurahan Namodale
  3. Kelurahan Metina
  4. Kelurahan Onatali
  5. Kelurahan Olafulihaa
  6. Kelurahan Busalangga
  7. Kelurahan Londalusi
p_rote

Sejarah Rote

Pulau Rote memiliki banyak nama. Di dalam arsip pemerintahan Hindia Belanda, pulau ini ditulis dengan nama Rotti atau Rottij” kemudian menjadi “Roti”. Akan tetapi, masyarakat Rote yang mempunyai sembilan dialek dan seringkali mereka menyebut pulau ini “Lote”, khusus bagi mereka yang tidak bisa menyebut huruf “R”. Masyarakat Rote lainnya menyebut pulau ini dengan nama “Lolo Deo Do Tenu Hatu” yang artinya Pulau yang Gelap. Ada juga yang menyebut “Nes Do Male” yang artinya Pulau yang Layu/Kering (Otta, 1990:10) dan ada juga yang menyebut dengann “Lino Do Nes” yang berarti Pulau yang Sunyi (Naladay, 1988:14).

Sementara itu Soh (2008:1) mengutip sebuah buku berbahasa Belanda yang berjudul Land Taal & Volkenkunde Van Nederlands Indie (terbit Tahun 1854) dinyatakan bahwa pada + abad 3 sesudah penduduk mendiami Pulau Rote, di sebelah utara timur laut Pulau Rote muncul kapal-kapal Portugis sedang buang jangkar dan mereka turun ke darat karena membutuhkan air tawar untuk minum di kapal. Di pantai, mereka bertemu dengan seorang nelayan dan bertanya, “Pulau ini bentuknya bagaimana?” Nelayan ini menyangka bahwa mereka menanyakan namanya, nelayan ini menjawab, “Rote” (Rote is Mijn Naam). Nahkodah kapal Portugis ini menyangka bahwa bentuk pulau itu Rote, segera ia menamakan pulau itu Rote. Demikian seterusnya pulau ini disebut Rote. (Een Landschen School Messter, 1854-4).

Sayangnya, Soh tidak mengungkapkan secara lengkap sumber acuan pertama, karena itu apa yang dikemukakan oleh Soh dalam bukunya patut diragukan tingkat kebenarannya, kecuali Soh menyebutkan sumber acuannya secara lengkap, terutama sumber pertama yang menjelaskan tentang dialog antara nahkoda Portugis dan nelayan Rote, minimal ada nama dari kedua orang tersebut, tanggal kejadian bisa disebutkan. Lebih jauh, Fox (1996:25-26) mengatakan, dalam dokumen Portugis pada abad ke-16 dan ke-17 tercantum berbagai nama seperti “Rotes”, “Enda”. Di dalam peta Belanda, mula-mula pulau ini disebut “Rotthe”, yang oleh ahli peta kemudian dikutip secara salah menjadi “Rotto”. Namun, dalam salah satu peta pada awal abad tujuh belas, pulau ini disebut dengan nama pribumi “Noessa Dahena” (Nusa Dahena) yang berasal dari dialek Rote di bagian timur yang secara harafiah berarti “Pulau Manusia”. Kecuali dalam peta tersebut, nama itu tidak dipakai lagi. Pada pertengahan abad ke-17, Persatuan Dagang Hindia Belanda dalam dokumen-dokumennya menggunakan nama “Rotti” dengan tiga ejaan yang berbeda yaitu “Rotti”, “Rotty” dan “Rotij”. Sebutan resmi ini terus dipergunakan sampai pada abad ke-20 dan diubah menjadi “Roti.”

Selanjutnya Fox (1986, 1996) menguraikan, nama “Roti” adalah perubahan bahasa Melayu dari “Rote”, suatu perubahan yang menimbulkan suatu permainan kata yang tidak berarti dan sudah usang dari kata “Roti” yang kebetulan dalam bahasa Indonesia berarti ‘makanan yang dibuat dari tepung terigu’. “Rote” lebih sering digunakan dalam bahasa sehari-hari akan tetapi hal ini menimbulkan persoalan pula karena \r\ dan \l\ digunakan berganti-ganti di dalam sembilan bahasa daerah yang terdapat di Pulau Rote. Oleh karena itu, ada juga yang menyebut pulau ini “Lote”. Dalam dokumen resmi pemerintah yang berasal dari pulau ini menggunakan nama “Rote”, sedangkan sebagian besar dokumen-dokumen pemerintah pusat memakai nama “Roti”. Nama ini-lah yang digunakan dalam peta Indonesia pada umumnya maupun peta-peta dunia saat ini. Tetapi, orang Rotemaupun warga Nusa Tenggara Timur pada umumnya telah lama menggunakan nama “Pulau Rote” dan nama ini lebih populer dan familiar bagi warga Nusa Tenggara Timur. Nusa Lote le Malole.

Pimpinan Definitif DPRD Rote Ndao Resmi Dilantik

Pimpinan Definitif DPRD Rote Ndao Resmi Dilantik

Baa,- Pimpinan definitif DPRD Kabupaten Rote Ndao resmi dilantik oleh Ketua Pengadilan Negeri Rote Ndao, Beauty D. E. Simatauw, SH dalam rapat paripurna di Kantor DPRD Kabupaten Rote Ndao, Selasa (5/11/2019).

Ketiga pimpinan DPRD tersebut diantaranya yang menjabat sebagai Ketua DPRD Rote Ndao Alfred Saudila dari Partai Nasdem, sementara Wakil Ketua masing-masing diemban oleh Yosia A. Lau dari Partai Golkar dan Paulus Henuk dari Partai Perindo.

Pelantikan dan pengambilan sumpah tiga orang Pimpinan DPRD Rote Ndao Masa Jabatan 2019-20124 tersebut atas terbitnya Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor : PEM.172.1/II/405/X/2019 tentang Peresmian pengangkatan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rote Ndao masa jabatan tahun 2019-2024. Tertanggal 14 Oktober 2019.

Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu dalam sambutannya mengucapkan selamat dan sukses atas pelantikan pimpinan DPRD Kabupaten Rote Ndao masa jabatan periode 2019-2024.

“Pemerintah Daerah dan DPRD sama-sama unsur penyelenggara pemerintahan daerah karena itu diharapkan kerjasama dan bahu membahu dari DPRD untuk membangun daerah yang kita cintai ini dengan tetap menghargai para pendahulu dan saling menghargai dalam sebuah perbedaan” ungkap Bupati

Lanjut Bupati bahwa DPRD merupakan lembaga mitra kerja dan berkedudukan sejajar dengan pemerintah Kabupaten Rote Ndao dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi sehingga perlu kondisi yang selasar dan serasi dalam hubungan kerja antara legislatif dan eksekutif.

Hadir pada kesempatan itu Mantan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning, Wakil Bupati Rote Ndao, Ketua dan Komisioner KPUD Rote Ndao, Pimpinan Partai Politik se-kabupaten Rote Ndao, Kapolres Rote Ndao, Dandim 1627 Rote Ndao, Lanal Pulau Rote, Para Pimpinan OPD lingkup Pemda Kabupaten Rote Ndao,Para Camat dan Para Kepala Desa. (dkisp)

festival-m-1000-2

Festival Mulut Seribu dibuka; Gubernur dorong Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Rote

Daiama;- Gubernur Nusa Tenggara Timur, Victor Bungtilu Laiskodat (VBL) membuka kegiatan Festival Mulut Seribu di Desa Daiama, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, Sabtu (26/10/2019) pagi.

Pada kesempatan itu Gubernur VBL menyatakan bahwa pariwisata sebagai kekuatan ekonomi dunia karena lewat pariwisata ini semua sendi-sendi kehidupan manusia ikut terlibat untuk menikmatinya dan mampu menghipnotis semua orang.

“Festifal yang hari ini dibuat disini perlahan-lahan secara bertahap dan terus-menerus secara konsisten akan menghipnotis dunia untuk dunia hadir ditempat ini” kata Gubernur VBL

Hipnotis yang dimaksudkan ialah bahwa alam yang begitu eksotik serta budaya yang begitu luar biasa beserta seluruh rangkaian atraksi budaya yang disiapkan oleh pemerintah Kabupaten Rote Ndao yang akan dipersembahkan dalam momentum Festifal Mulut Seribu ini menjadi sebuah bagian yang tak terpisahkan dari jualan pariwisata Rote Ndao.

“kita bersyukur bahwa Bupati Rote Ndao dengan seluruh kemampuan dapat membuat Festifal Mulut Seribu hari ini yang menurut pengamatan sebagai seorang Gubernur salah satu festifal yang pernah saya kunjungi, saya datangi yang sangat sukses” ujar Viktor

Gubernur juga mendorong agar pemerintah Kabupaten Rote Ndao terus berbenah dan menyiapkan segalanya menyangkut dengan pariwisata di Rote Ndao sehingga ekonomi masyarakat akan bertumbuh dan Pendapatan Asli Daerah juga akan meningkat dari pariwisata. Untuk itu semuanya harus disiapkan, tempat penginapan yang nyaman, bahan makanan yang tersedia dan higienis, air minum yang bersih, jalan yang baik, listrik yang baik, restoran yang baik.

“untuk itu kita terus mendorong serius pariwisata, baik Festival Mulut Seribu, Festival Surfing Nemberala dan Bo’a, Laut Mati. Atur kalender pariwisata dengan baik sehingga jadwal perencanaan orang datang ke Rote juga dapat  diataur dengan baik” kata Gubernur

Lanjut Gubernur bahwa orang datang, makan minum, tinggal, nonton, belanja dan pulang membawa kenangan yang indah, dan juga harus aman, nyaman, masyarakat yang ramah maka akan membuat pariwisata itu akan bertumbuh luar biasa.

“saya yakin ditangan seorang ibu yang luar biasa yang memimpin Rote Ndao, bukan saja ramah tetapi beliau tegas, saya yakin Rote Ndao akan bertumbuh hebat dalam pariwisata dan pasti banyak yang datang belajar dari Rote Nndao” kata Viktor Laiskodat saat membuka Festival Mulut Seribu

Sebagai pemberitahuan bahwa kegiatan Festival Mulut Seribu yang berlangsung dari tanggal 26-28 Oktober 2019 ini menampilkan sejumlah kegiatan diantaranya tarian kebalai masal, parade perahu hias, lomba dayung, sanggar, pukul kaki (bahorok) dan musik sasandu.

Untuk diketahui bahwa mengapa sehingga disebut Mulut Seribu? Awalnya tempat ini disebut Dale artinya tempat tersembunyi yaitu tempat persembunyian orang Rote pada jaman penjajahan. Dan pada tahun 1721 ada seorang pelaut dari Buton bernama Daen Lakapu yang datang ketempat itu dan memberi nama tempat itu Mulut Seribu karena waktu dirinya masuk ke tempat itu ia susah keluar karena terdapat banyak pintu atau gugusan pulau-pulau kecil akhirnya diberilah nama tempat itu Mulut Seribu.

Teluk Mulut Seribu ini terdapat gugusan pulau-pulau kecil yang berjumlah 22 buah pulau yang berbentuk selat-selat yang menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya seperti labirin dalam jumlah yang banyak. Teluk Mulut Seribu ini juga merupakan salah satu kawasan suaka margasatwa seluas 2.262 H dibawah pengawasan BBKSDA Provinsi NTT.

Hadir pada kesempatan itu unsur Forkopimda Prov. NTT, Wakil Ketua DPRD Prov. NTT, Bupati Sumba Barat Daya, Bupati Manggarai Barat, Bupati Ende, Bupati TTS, Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao, Wakil Bupati Manggarai Timur, Wakil Bupati Flores Timur, Wakil Bupati Sumba Barat, Ketua DPRD beserta Anggota DPRD Rote Ndao, Sekda Rote Ndao, Sekda Kab. Lembata, Sekda Kab. Sumba Barat, Ketua TP-PKK Kab. Rote Ndao sekaligus ketua tim percepatan pembangunan Kab. Rote Ndao, Asisten 1 Setda Malaka, Asisten 1 Setda Kota Kupang, Asisten 2 Setda Ende, Kepala OPD lingkup Pemkab Rote Ndao, pimpinan instansi Vertikal, BUMN dan BUMD, pejabat TNI-Polri, Para Camat-Kepala Desa se-Kabupaten Rote Ndao, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat serta ribuan masyarakat dari Rote Ndao serta Kupang dan sekitarnya yang memadati pantai Mulut Seribu.(dkisp-RN)

palapa-ring-di-rote

Presiden Resmikan Palapa Ring, Internet di Rote Ndao belum Stabil

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, meresmikan pengoperasian proyek Palapa Ring yang menjadi tulang punggung bagi pemerataan akses telekomunikasi di seluruh penjuru Nusantara. Peresmian tersebut berlangsung di Istana Negara, pada Senin, 14 Oktober 2019 dan tersambung melalui video conference dengan pimpinan daerah lain, mulai dari Sabang, Penajam Paser Utara, Rote Ndao, Sorong, dan Merauke

Untuk wilayah Rote Ndao, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi dan Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu melakukan dialog melalui Video Conference dengan Presiden Joko Widodo dari Istana Negara, Jakarta yang berlokasi di desa Nggodimeda, kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao,Prov. NTT

Dalam dialog dengan Josef Nai Soi, Jokowi bertanya apakah kecepatan internet di Rote Ndao sudah cepat atau masih lambat. Josef menjawab bahwa kecepatan internet di NTT itu “nyalanya tidak tentu” atau kadang-kadang kuat dan kadang-kadang lambat.

“Benar pak, kadang-kadang kuat, kadang lemah. Jadi NTT itu singkatan dari Nyalanya Tidak Tentu. Ada yang kuat, ada yang lemah pak. Mohon maaf Pak Rudiantara, saya ngomong apa adanya,” kata Josef dalam video konferensi yang juga disaksikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tersebut.

Jose mengatakan kecepatan internet yang masih lambat itu terutama di wilayah Rote, sedangkan di wilayah NTT lainnya seperti Labuan Bajo sudah lumayan cepat. Jokowi mengatakan dirinya ‘mencatat’ keluhan tersebut.

“Nggak apa-apa ngomong apa adanya. Tadi saya sampaikan tahun depan akan dibangun lagi kurang lebih 4.000 BTS. Yang ini akan menjadi infrastruktur yg akan mempercepat internet kita. Tapi yang paling penting Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur semua sudah tersambung 100%. Tambahan BTS-BTS ini akan memberikan dukungan karena kecepatan tadi yang saya sampaikan,” kata Jokowi.

Palapa Ring itu terdiri dari tiga sistem yaitu Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah dan Palapa Ring Timur. Rudiantara mengatakan Palapa Ring Barat sudah selesai sejak 2018 dan Palapa Ring Tengah selesai awal 2019.

“Yang Palapa Ring Timur yang khususnya mencakup Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur sampai ke Rote Ndao rencananya jadwalnya (selesai) pada akhir kuartal II namun di Papua kondisi geografisnya yang tidak memungkinkan menyelesaikan tepat waktu,” kata Rudiantara. (**/dkisp)