Biodata Wakil Bupati Rote Ndao :
![]() | Nama | : | APREMOI DUDELUSY DETHAN |
Jabatan | : | Wakil Bupati Rote Ndao | |
Alamat Kantor | : | Kompleks Perkantoran Bumi Ti’i Langga Permai Jln. Lekunik – Ba’a | |
Alamat Rumah | : | Kompleks Perumahan Dinas Ne’e |
Profil Kabupaten Rote Ndao 2024
Kondisi Geografis
Kabupaten Rote Ndao merupakan kabupaten yang paling selatan di Negara Republik Indonesia dan merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002.
Secara astronomis Kabupaten Rote Ndao terletak pada posisi paling selatan Wilayah Nusantara yaitu antara 10º25’ LS – 11º15’ LS dan 121º49’ BT – 123º26’ BT. Dengan batas-batas wilayah : Sebelah Utara – Laut Sawu, Sebelah Selatan – Samudera Hindia, Sebelah Timur – Selat Pukuafu, Sebelah Barat – Laut Sawu.
Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 1280,10 km 2 yang terdiri dari 96 pulau dimana 6 pulau berpenghuni (P. Rote dengan luas 97.854 Ha, P. Usu dengan luas 1.940 Ha, P. Nuse dengan luas 566 Ha, P. Ndao dengan luas 863 Ha, P. Landu dengan luas 643 Ha dan P. Do’o dengan luas 192 Ha dan 90 pulau lainnya tidak dihuni manusia.
Luas wilayah laut sekitar 2.376 km² dengan panjang garis pantai 330 km, menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Rote Ndao merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 107 pulau, 8 Pulau telah berpenghuni dan 99 Pulau belum berpenghuni dengan topografi bervariasi dari datar 35% (45.250 ha), perbukitan 25% (32.625 ha), lainnya 40% (50.135 ha), kemiringan rata-rata 45º dan ketinggian 0 – 1.500 m diatas permukaan laut
Luas Daerah Rote Ndao Menurut Kacamatan 2018
No | Kecamatan | Luas Wilayah (Km2) | Persentase (%) |
01. | Rote Barat Daya | 114,57 | 8,95 |
02. | Rote Barat Laut | 172,40 | 13,47 |
03. | Lobalain | 145,70 | 11,38 |
04. | Rote Tengah | 162,50 | 12,69 |
05. | Rote Selatan | 73,38 | 5,73 |
06. | Pantai Baru | 176,18 | 13,76 |
07. | Rote Timur | 110,84 | 8,66 |
08. | Landu Leko | 194,06 | 15,16 |
09. | Rote Barat | 100,48 | 9,08 |
10 | Ndao Nuse | 14,19 | 1,11 |
Jumlah | 1.280,10 | 100,00 |
Iklim & Curah Hujan
Wilayah Rote Ndao beriklim kering yang dipengaruhi oleh angin muson. Periode musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan (Mei sampai dengan Nopember) sedangkan musim hujan hanya 5 bulan (Desember sampai dengan April). Suhu udara rata-rata 27oC, suhu maksimum rata-rata 29oC kadang-kadang mencapai 32oC, suhu minimum rata-rata 26,1oC, curah hujan rata-rata 114,1 mm, kelembaban udara rata-rata 84,4 %, kecepatan angin rata-rata 9,2 knot dan tekanan udara rata-rata 1008,5 milibar.
Kabupaten Rote Ndao dengan luas wilayah 1.280,10 km2 di diami penduduk sebanyak 165.807 jiwa, terdiri dari 84.283 jiwa laki-laki dan 81.524 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 10 (sepuluh) Kecamatan, yaitu Kecamatan Rote Barat Daya, Kecamatan Rote Barat Laut, Kecamatan Lobalain, Kecamatan Rote Tengah, Kecamatan Pantai Baru, Kecamatan Rote Timur, Kecamatan Rote Barat, Kecamatan Rote Selatan, Kecamatan Ndao Nuse dan Kecamatan Landu Leko.
Dari tabel dibawah terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Lobalain yaitu 30.043 jiwa (20,99%), sedangkan Kecamatan Ndao Nuse memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 4.315 Jiwa (3,01%).
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Rote Ndao, Tahun 2016
Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Gambaran ini terlihat diseluruh kecamatan yang ada.
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Rote Ndao Tahun 2018
No | Kecamatan | Penduduk | Jumlah | Rasio Jenis Kelamin | |
Laki-laki | Perempuan | ||||
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | |
01. | Rote Barat Daya | 13 796 | 13 497 | 27 293 | 102 |
02. | Rote Barat Laut | 15 674 | 15 590 | 31 264 | 101 |
03. | Lobalain | 17 735 | 16 541 | 34 276 | 107 |
04. | Rote Tengah | 5 697 | 5 446 | 11 143 | 105 |
05. | Rote Selatan | 3 627 | 3 526 | 7 153 | 103 |
06. | Pantai Baru | 8 749 | 8 392 | 17 141 | 104 |
07. | Rote Timur | 8 505 | 8 216 | 16 721 | 104 |
08. | Landu Leko | 3 227 | 3 051 | 6 278 | 106 |
09. | Rote Barat | 5 220 | 5 048 | 10 268 | 103 |
10. | Ndao Nuse | 2 053 | 2 217 | 4 270 | 93 |
Kabupaten Rote Ndao 84 283 | 81 524 | 165 807 | 103 |
Sumber : BPS Kab. Rote Ndao
Kepadatan Penduduk
Kabupaten Rote Ndao tergolong Kabupaten yang jarang penduduk, hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini, memperlihatkan kepadatan penduduk di Kabupaten Rote Ndao. Dengan luas 1.280,10 km2, Kabupaten Rote Ndaodidiami oleh 143.155 jiwa atau dengan kepadatan sebesar 112jiwa/km2. Dengan kata lain rata-rata setiap km2 Kabupaten Rote Ndaodidiami sebanyak 112jiwa.
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Rote Ndao. 2018
Kecamatan | Persentase Penduduk | Kepadatan Penduduk per km2 | |
(1) | (2) | (3) | |
01. | Rote Barat Daya | 16,46 | 238 |
02. | Rote Barat Laut | 18,86 | 181 |
03. | Lobalain | 20,67 | 235 |
04. | Rote Tengah | 6,72 | 69 |
05. | Rote Selatan | 4,31 | 97 |
06. | Pantai Baru | 10,34 | 97 |
07. | Rote Timur | 10,08 | 151 |
08. | Landu Leko | 3,79 | 32 |
09. | Rote Barat | 6,19 | 88 |
10. | Ndao Nuse | 2,58 | 301 |
Kabupaten Rote Ndao 100 | 130 |
Sumber : BPS Kab. Rote Ndao
Jika dilihat persebaran di setiap kecamatan nampak bahwa Kecamatan Ndao Nuse merupakan wilayah terpadat dengan kepadatan sebesar 301 jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Rote Barat Daya sebesar 238 jiwa/km2, Kecamatan Lobalain 235 jiwa/km2, Kecamatan Rote Barat Laut sebesar 181 jiwa/km2, Kecamatan Rote Timur sebesar 151 jiwa/km2, Kecamatan Rote Selatan sebesar 97 jiwa/km2, Kecamatan Rote Pantai Baru sebesar 97 jiwa/km2, Kecamatan Rote Barat sebesar 88 jiwa/km2, Kecamatan Rote Tengah yaitu sebesar 69 jiwa/km2, sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah di Kecamatan Landu Leko sebesar 32 jiwa/km2
Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah maupun migrasi penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun ke depan. Angka pertambahan penduduk Kabupaten Rote Ndao dapat dilihat pada tabel dibawah. Data penduduk tahun 2015 yang digunakan adalah data Bulan Desember 2015 sedangkan data penduduk tahun 2016 menggunakan data Bulan Desember 2016. Pertumbuhan penduduk yang dihitung merupakan pertambahan penduduk dalam kurun waktu dua belas bulan.
Angka Pertambahan Penduduk Kabupaten Rote Ndao Tahun 2018
No | Kecamatan | Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%) | |
2010-2018 | 2017-2018 | ||
01. | Rote Barat Daya | 38,28 | 3,88 |
02. | Rote Barat Laut | 38,29 | 3,89 |
03. | Lobalain | 38,27 | 3,87 |
04. | Rote Tengah | 38,28 | 3,89 |
05. | Rote Selatan | 38,28 | 3,88 |
06. | Pantai Baru | 38,27 | 3,87 |
07. | Rote Timur | 38,27 | 3,88 |
08. | Landu Leko | 38,28 | 3,89 |
09. | Rote Barat | 38,27 | 3,87 |
10. | Ndao Nuse | 38,32 | 3,92 |
Kabupaten Rote Ndao 38,28 | 3,88 |
Sumber : BPS Kab. Rote Ndao
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Rote Ndao termasuk sedang. Selama kurun waktu Desember 2017 sampai dengan Desember 2018, pertumbuhan penduduk Kabupaten Rote Ndao mencapai 3,88 persen. Angka pertumbuhan penduduk ini dihitung berdasarkan data.
Jika di lihat pada tabel diatas menurut kecamatan maka, pertumbuhan penduduk tertinggi di Kecamatan Ndao Nuse dan terendah di Kecamatan Lobalain, Pantai Baru dan Rote Barat.
Kepulauan Rote, juga disebut Pulau Roti, adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Rote merupakan wilayah paling selatan Indonesia.Pulau ini terkenal dengan kekhasan budidaya lontar, wisata alam pantai, musik sasando, dan topi adat Ti’i Langga. Rote beserta pulau-pulau kecil disekitarnya berstatus sebagai kabupaten dengan nama Kabupaten Rote Ndao melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002.
Wilayah Rote Ndao semula adalah merupakan bagian dari Wilayah Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Kupang yang dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah – daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655).
Selanjutnya sebagai pelaksanaan dari Undang – Undang tersebut, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur masing-masing :
Nomor Pem.66/1/2, tanggal 28 Pebruari 1962 dan Nomor Pem.66/1/22, tanggal 5 Juni 1962, maka wilayah Rote Ndao dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah Pemerintahan Kecamatan yaitu : Kecamatan Rote Timur dengan pusat Pemerintahan di Eahun
Kecamatan Rote Tengah dengan pusat Pemerintahan di Baa – Kecamatan Rote Barat dengan pusat Pemerintahan di Oelaba.
Kemudian pada tahun 1963 sesuai dengan tingkat perkembangan yang ada, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66/1/32, tanggal 20 Juli 1963 tentang Pemekaran Kecamatan maka Wilayah Pemerintahan yang berada di Rote Ndao dimekarkan menjadi 4 (empat) Wilayah Kecamatan yaitu :
Selanjutnya setelah berjalan 4 (empat) tahun lamanya, maka terjadilah pemekaran wilayah di Rote Ndao menjadi 8 (Delapan) Kecamatan, sehubungan dengan adanya keinginan masyarakat untuk membentuk Kabupaten Otonom bagi Rote Ndao maka untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan yaitu satu Daerah Kabupaten paling sedikit harus didukung oleh 6 (enam) buah Kecamatan Administratif, maka 4 (empat) Kecamatan yang telah ada di Pulau Rote Ndao dibagi menjadi 8 (Delapan) yakni :
Berhubung situasi keuangan Negara tidak memungkinkan sehingga pembentukan Kabupaten Otonom Rote Ndao belum dapat dilakukan, maka sebagai jalan keluar untuk memenuhi tuntutan keinginan masyarakat, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur mengeluarkan Surat Keputusan Nomor Pem.66/2/4, tanggal 11 April 1968 agar wilayah Rote Ndao dibentuk sebagai Wilayah Koordinator Schap dalam wilayah hukum Kabupaten Daerah Tingkat II Kupang dan menunjuk Bapak D.C. Saudale, sebagai Bupati di perbantukan di Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao dengan Keputusan Guberur Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem. 66/2/21, tanggal 1 Juli 1968.
Sesuai perkembangan di bidang pemerintahan, maka pada tahun 1979 terjadi perubahan status Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao menjadi wilayah pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao, berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 25 tahun 1979 tanggal 15 Maret 1979, tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao, yang telah disahkan pula oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan Menteri Dalam Nomor 061.341.63-114 tertanggal 8 April 1980.
Adapun para pejabat yang memimpin di Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao maupun di Wilayah Pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao adalah sebagai berikut :
Sesuai perkembangan dan dinamika masyarakat maka dalam tahun 2000 timbulnya keinginan kuat dari masyarakat Rote Ndao baik yang berada di Wilayah Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao maupun dukungan dari orang Rote yang berada di Kupang dan di Jakarta mengusulkan agar Wilayah Pemerintahan Pembantu Bupati Rote Ndao ditingkatkan menjadi Kabupaten definitif. Usulan tersebut didukung dengan adanya pernyataan sikap dari 300 Tokoh masyarakat, Tokoh adat mewakili masyarakat dari 19 Nusak kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, melalui Pemerintah Kabupaten Kupang (sebagai Kabupaten Induk).
Atas dasar usulan tersebut maka setelah melalui pengkajian dan mekanisme pembahasan sesuai Peraturan Perundang – undangan yang berlaku maka pada tanggal 10 April 2002 oleh Pemerintah Pusat dan DPR – RI menetapkan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Rote Ndao di Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Nama pejabat Bupati Rote Ndao dari terbentuk hingga saat ini adalah sebagai berikut :
Ibu kota Kabupaten Rote Ndao adalah Kota Ba’a. Sejak terbentuknya Kabupaten Rote Ndao hingga saat ini sudah dilakukan pemekaran wilayah baik Kecamatan, Kelurahan maupun Desa, wilayah Administratif Kabupaten Rote Ndao hingga sekarang terdiri dari 10 Kecamatan yang terbagi dalam 112 Desa, 7 Kelurahan Definitif. Pemekaran tersebut bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Berikut nama-nama kecamatan, kelurahan dan desa di Kabupaten Rote Ndao :
7 Kelurahan terdiri dari :
Pulau Rote memiliki banyak nama. Di dalam arsip pemerintahan Hindia Belanda, pulau ini ditulis dengan nama Rotti atau Rottij” kemudian menjadi “Roti”. Akan tetapi, masyarakat Rote yang mempunyai sembilan dialek dan seringkali mereka menyebut pulau ini “Lote”, khusus bagi mereka yang tidak bisa menyebut huruf “R”. Masyarakat Rote lainnya menyebut pulau ini dengan nama “Lolo Deo Do Tenu Hatu” yang artinya Pulau yang Gelap. Ada juga yang menyebut “Nes Do Male” yang artinya Pulau yang Layu/Kering (Otta, 1990:10) dan ada juga yang menyebut dengann “Lino Do Nes” yang berarti Pulau yang Sunyi (Naladay, 1988:14).
Sementara itu Soh (2008:1) mengutip sebuah buku berbahasa Belanda yang berjudul Land Taal & Volkenkunde Van Nederlands Indie (terbit Tahun 1854) dinyatakan bahwa pada + abad 3 sesudah penduduk mendiami Pulau Rote, di sebelah utara timur laut Pulau Rote muncul kapal-kapal Portugis sedang buang jangkar dan mereka turun ke darat karena membutuhkan air tawar untuk minum di kapal. Di pantai, mereka bertemu dengan seorang nelayan dan bertanya, “Pulau ini bentuknya bagaimana?” Nelayan ini menyangka bahwa mereka menanyakan namanya, nelayan ini menjawab, “Rote” (Rote is Mijn Naam). Nahkodah kapal Portugis ini menyangka bahwa bentuk pulau itu Rote, segera ia menamakan pulau itu Rote. Demikian seterusnya pulau ini disebut Rote. (Een Landschen School Messter, 1854-4).
Sayangnya, Soh tidak mengungkapkan secara lengkap sumber acuan pertama, karena itu apa yang dikemukakan oleh Soh dalam bukunya patut diragukan tingkat kebenarannya, kecuali Soh menyebutkan sumber acuannya secara lengkap, terutama sumber pertama yang menjelaskan tentang dialog antara nahkoda Portugis dan nelayan Rote, minimal ada nama dari kedua orang tersebut, tanggal kejadian bisa disebutkan. Lebih jauh, Fox (1996:25-26) mengatakan, dalam dokumen Portugis pada abad ke-16 dan ke-17 tercantum berbagai nama seperti “Rotes”, “Enda”. Di dalam peta Belanda, mula-mula pulau ini disebut “Rotthe”, yang oleh ahli peta kemudian dikutip secara salah menjadi “Rotto”. Namun, dalam salah satu peta pada awal abad tujuh belas, pulau ini disebut dengan nama pribumi “Noessa Dahena” (Nusa Dahena) yang berasal dari dialek Rote di bagian timur yang secara harafiah berarti “Pulau Manusia”. Kecuali dalam peta tersebut, nama itu tidak dipakai lagi. Pada pertengahan abad ke-17, Persatuan Dagang Hindia Belanda dalam dokumen-dokumennya menggunakan nama “Rotti” dengan tiga ejaan yang berbeda yaitu “Rotti”, “Rotty” dan “Rotij”. Sebutan resmi ini terus dipergunakan sampai pada abad ke-20 dan diubah menjadi “Roti.”
Selanjutnya Fox (1986, 1996) menguraikan, nama “Roti” adalah perubahan bahasa Melayu dari “Rote”, suatu perubahan yang menimbulkan suatu permainan kata yang tidak berarti dan sudah usang dari kata “Roti” yang kebetulan dalam bahasa Indonesia berarti ‘makanan yang dibuat dari tepung terigu’. “Rote” lebih sering digunakan dalam bahasa sehari-hari akan tetapi hal ini menimbulkan persoalan pula karena \r\ dan \l\ digunakan berganti-ganti di dalam sembilan bahasa daerah yang terdapat di Pulau Rote. Oleh karena itu, ada juga yang menyebut pulau ini “Lote”. Dalam dokumen resmi pemerintah yang berasal dari pulau ini menggunakan nama “Rote”, sedangkan sebagian besar dokumen-dokumen pemerintah pusat memakai nama “Roti”. Nama ini-lah yang digunakan dalam peta Indonesia pada umumnya maupun peta-peta dunia saat ini. Tetapi, orang Rotemaupun warga Nusa Tenggara Timur pada umumnya telah lama menggunakan nama “Pulau Rote” dan nama ini lebih populer dan familiar bagi warga Nusa Tenggara Timur. Nusa Lote le Malole.
Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan dan Jenisnya Di Kabupaten Rote Ndao 2015
Kecamatan | Dokter Umum | Perawat & Mantri | Bidan | Farmasi | Paramedis Non perawat |
| ||||
Ahli Gizi | Teknisi Medis *) | Sanitasi | Kesehatan Masyarakat |
| ||||||
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (7) | (8) | (9) | (10) |
| |
01. | Rote Barat Daya | – | 8 | 4 | 2 | 2 | 1 | 3 | 4 |
|
02. | Rote Barat Laut | 1 | 12 | 14 | 3 | 3 | 2 | 4 | 5 |
|
03. | Lobalain | 13 | 75 | 28 | 10 | 8 | 11 | 9 | 12 |
|
04. | Rote Tengah | – | 7 | 5 | 1 | 1 | 1 | 3 | 3 |
|
05. | Rote Selatan | – | 4 | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 3 |
|
06. | Pantai Baru | 1 | 13 | 7 | 2 | 2 | 1 | 4 | 5 |
|
07. | Rote Timur | – | 5 | 6 | 2 | – | – | 2 | 2 |
|
08. | Landu Leko | – | 5 | 3 | 1 | – | – | 3 | 4 |
|
09. | Rote Barat | 1 | 7 | 4 | 2 | 1 | 1 | 4 | 5 |
|
10. | Ndao Nuse | – | 3 | 1 | 1 | – | – | 1 | 2 |
|
Jumlah | 16 | 139 | 77 | 25 | 18 | 18 | 36 | 45 |
|
Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Rote Ndao, 2015
| |||||||||||
Kecamatan | Rumah Sakit | Rumah Sakit Bersalin | Puskesmas | Puskesmas Pembantu | Balai Pengobatan | Posyandu | Polindes | Pospelkes | |||
| |||||||||||
| 01. | Rote Barat Daya | – | – | 1 | 17 | – | 56 | – | – | |
| 02. | Rote Barat Laut | – | – | 2 | 12 | – | 55 | 3 | 2 | |
| 03. | Lobalain | 1 | – | 1 | 13 | – | 56 | – | 3 | |
| 04. | Rote Tengah | – | – | 1 | 6 | – | 30 | – | – | |
| 05. | Rote Selatan | – | – | 1 | 5 | – | 21 | – | 1 | |
| 06. | Pantai Baru | – | – | 2 | 11 | – | 50 | 1 | – | |
| 07. | Rote Timur | – | – | 1 | 8 | – | 43 | 2 | – | |
| 08. | Landu Leko | – | – | 1 | 5 | – | 25 | 1 | – | |
| 09. | Rote Barat | – | – | 1 | 7 | – | 27 | – | – | |
| 10. | Ndao Nuse | – | – | 1 | 1 | – | 10 | – | – | |
| Jumlah | 1 | – | 8 | 85 | – | 373 | 7 | 6 |
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG INVESTAS
a. Jalan Propinsi (Hot Mix) : 79,01 Km.
Kondisi jalan :
– Baik : 76,86 Km.
– Rusak : 2,15
b. Jalan Kabupaten (Aspal) : 407,90 Km.
Kondisi jalan :
– Baik : 274,62 Km.
– Rusak ringan : 82,31 Km.
– Rusak berat : 50,97 Km.
c. Jalan Desa (Pengerasan) : 291,16 Km.
Kondisi jalan :
– Baik : 200,00 Km.
– Rusak ringan : 91,16 Km.
– Rusak berat :
d. Jembatan : 28 buah (242 meter).
Kondisi : baik
Prasarana angkutan laut untuk keperluan transportasi penumpang dan barang di Kabupaten Rote Ndao ke Kupang PP melalui 2 pelabuhan utama, yaitu :
Dan juga ada 4 buah pelabuhan pendukung seperti :
Selain itu juga ada 27 buah pelabuhan rakyat tersebar di wilayah Kabupater Rote Ndao yang berfungsi sebagai pelabuhan ikan.
Dan juga ada 1 buah pelabuhan utama untuk pendaratan dan pembongkaran ikan yakni TPI Tulandale yang terletak di kota Ba’a.
– Kupang-Rote, Pukul 6.40 Wita
– Rote-Kupang, Pukul .7.35 Wita
– Kupang – Rote, Pukul : 15.10
– Rote-Kupang, Pukul 16.05
Jenis Pesawat yang bisa mendarat : Wings Air
Jarak dari bandara ke ibukota kabupaten : 7 Km
PLTD: 7 unit dengan kapasitas produksi : 774.988 KWh
Jumlah Desa dan Kelurahan yang terjangkau listrik :
PLTS : 830 unit dengan kapasitas : 50 KVa
Untuk menunjang kegiatan penanaman modal dan transaksi lainnya, maka bank sangat penting manfaatnya.
Bank yang ada di Kabupaten Rote Ndao ada 3 Bank yakni:
Kantor Pos ada 4 unit yang terletak di Kecamatan Rote Timur, Pantai Baru, Lobalain dan Rote Barat Daya.
Jumlah sarana dan fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan di Kabupaten Rote Ndao sebagai berikut :
No | Nama Hotel | Lokasi | Status | Jumlah Kamar | Tempat Tidur |
1 | Tiberias | Rote Tengah | Bintang 1 | 18 | 36 |
2 | Grace | Lobalain | Bintang 1 | 20 | 40 |
3 | Ricky | Lobalain | Bintang 1 | 20 | 40 |
4 | Kezia | Lobalain | Bintang 1 | 10 | 20 |
5 | Freas | Lobalain | Homestay | 4 | 8 |
6 | Nemberala Beach | Rote Barat | Bintang 4 |
|
|
7 | Anugerah | Rote Barat | Bintang 1 | 27 | 54 |
8 | Malole | Rote Barat | Bintang 1 | 4 | 8 |
9 | Tirosa | Rote Barat | Bintang 1 | 14 | 28 |
10 | Talenta Mas | Rote Barat | Homestay | 7 | 14 |
Fasilitas Perdagangan yang ada di Kabupaten Rote Ndao :