Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memulai penerapan metode pembelajaran digital berbasis Learning Management System (LMS) untuk Kader Posyandu. LMS dilakukan dalam rangka penguatan integrasi layanan primer oleh Kementerian Kesehatan. Orientasi yang dilakukan bersama pemerintah Kabupaten Rote Ndao dan Yayasan Seribu Cita Bangsa (100 Days Found ) yang bermitra dengan Tanoto Foundation. Orientasi penggunaan Learning Management System ini melibatkan lebih dari 50 kader posyandu yang tersebar diwilayah Kabupaten Rote Ndao.
LMS sendiri merupakan platform pembelajaran digital yang digaungkan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendukung 25 kecakapan kader posyandu dalam meningkatkan dan menegaskan kemampuan mengenai layanan kesehatan primer masyarakat.
Kegiatan dilaksanakan di Aula Kopdit Sehati Ba’a Kelurahan Namodale, jumat 23 Februari 2024 lalu yang diikuti lintas sektor. Sejumlah perwakilan OPD yang hadir diantaranya Kepala bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, Kabid Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pelayanan Sosial Dasar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kabid Pemerintahan Pembangunan Manusia Bappelitbangda Kabupaten Rote Ndao. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan kader posyandu merupakan kolaborasi aktif lintas sektor untuk memadukan layanan kesehatan primer yang memadai.
“ Orientasi uji coba hari ini untuk membantu kita menyesuaikan diri dengan pembelajaran digital kedepannya untuk mendukung integrasi layanan primer dalam halnya 25 kompetensi dasar kader posyandu yang telah sebar luaskan oleh Kementerian Kesehatan ”, kata Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Rote Ndao Luisa Haning. Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao, katanya, menyambut baik kegiatan orientasi penggunaan LMS ini untuk mendukung kader posyandu memberikan layanan kesehatan primer yang lebih baik.
“ Kita senang Rote Ndao terpilih menjadi salah satu untuk model uji coba LMS dari Kementerian Kesehatan, kita berharap kedepannya kader posyandu Rote Ndao lebih cepat dalam adaptasi terhadap terhadap perubahan baru, khususnya Integrasi Layanan Primer buat 25 Kompetensi Dasar Kader ”, tambah Kepala Bidang Pemerintahan Pembangunan Manusia Bappelitbangda Kabupaten Rote Ndao Sherwin Ufi. Kader posyandu yang kini di tuntut untuk bisa menggunakan LMS sebagai alat pembelajaran dalam mencapai 25 kompetensi dasar kader posyandu yang lebih efektif.
Para Kader Posyandu mengaku orientasi penggunaan LMS bersama 1000 Days Fund memudahkan dalam proses pembelajaran. “ LMS sangat membantu kami dalam belajar 25 kecakapan kader yang membuat kami menguras energi, tapi LMS ini memudahkan kami depannya bisa belajar dimanapun saja”. tutur Anita Lepes salah satu kader posyandu.
Kader posyandu merupakan kelompok yang paling dekat berinteraksi dengan masyarakat, sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar masyarakat. Aktivitas utama Kader Posyandu yang mulanya hanya melayani ibu hamil dan anak balita, perlahan akan dialihkan untuk melayani seluruh siklus kehidupan. Artinya ibu hamil, anak balita, para remaja, orang dewasa hingga lansia mendapat pelayanan di Posyandu. Lebih dari itu, ke depannya Kader Posyandu tidak hanya melayani masyarakat di hari buka Posyandu saja, melainkan kader posyandu perlu mengunjungi masyarakat secara langsung untuk berinteraksi mengenai kondisi kesehatan mereka.
Deco, sebagai Ketua Pelaksana Pelatihan Kader Posyandu melalui LMS dari Yayasan Seribu Cita Bangsa mengatakan “Selama ini kader posyandu sulit mendapatkan akses pelatihan yang memadai, LMS dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah ini”.
Kader Posyandu Kabupaten Rote Ndao, katanya, menjadi satu dari tiga daerah yang terpilih untuk menguji cobakan LMS Kementerian Kesehatan bersama kader posyandu dari Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Bogor. Pengujian coba penerapan LMS ini kedepannya akan menjadi basis pembelajaran digital dengan Learning Management System (LMS) kader Posyandu di seluruh Indonesia untuk membekali mereka dengan 25 kemampuan dasar kader posyandu untuk pelayanan kesehatan primer seluruh siklus kehidupan.*(DKISP Rote Ndao/1000 Days Fund)